" Menjadi diri sendiri tak lagi penting ketika berubah bisa membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik"

Di akhir masa perkuliahan ini banyak orang-orang di sekitar saya yang tiba-tiba 'berubah'. Alhamdulillah, they're turned out to the right path. Agak aneh mungkin awalnya. Namun, overall, saya kagum dengan mereka yang mau berusaha keluar dari zona nyaman demi pribadi yang lebih baik. Meninggalkan hal-hal 'menyenangkan' yang sebelumnya ada di kamus bahagia mereka.

Tak jarang saya merasa 'tersentil', seperti diberi teguran oleh yang Maha Kuasa agar saya mengikuti langkah mereka. Unfortunetally, untuk orang berkepribadian cetak tebal macam saya, 'berubah' bisa jadi butuh berlipat-lipat effort dibanding orang biasa. Khususnya untuk hal-hal yang bersifat, genetik mungkin, atau bawaan. 'Sukar bukan berarti tak mungkin', begitu kata textbook. Tapi lagi-lagi, it's hard to do.

Sejauh ini saya masih mencoba berubah. Toh kenyataannya 'Everybody's changed'. Tanpa kita sadari, waktu, usia, lingkungan, sedikit banyak telah merubah kita menjadi pribadi yang berbeda. Dan perubahan macam ini walaupun bergerak lamban biasanya akan lebih konsisten karena melalui proses penyesuaian yang bertahap. Semoga kita semua terus berubah, moving on, ke jalan yang diridhoi-Nya tentu.
Aamiin Ya Rabbal Alamin :)

Metamorphosis

by on 07.41
" Menjadi diri sendiri tak lagi penting ketika berubah bisa membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik" Di akhir masa ...

Hai blog.
Akhir-akhir ini agaknya saya sedang dituntut untuk belajar memahami arti sebuah keikhlasan. Keikhlasan nyatanya tidak semudah mengatakan ‘ saya ikhlas’, jauh lebih kompleks bahkan. Terkadang semakin kita mengaku ikhlas justru semakin hati kita mencari seribu satu alasan untuk berontak. Mungkin kita hanya harus lupa agar ikhlas. Unfortunetally, biasanya semakin kita berusaha untuk lupa semakin lekatlah ingatan tersebut di dalam benak. Di titik ini bisa jadi kita justru akan berputar-putar dalam sebuah lingkaran setan yang entah dimana ujungnya.

Lain halnya ketika kita telah memahami hikmah dari suatu kejadian. Bisa jadi ikhlas semudah mengatakan ‘saya ikhlas’. Tapi lagi-lagi, unfortunetally, hikmah tak selalu datang berbarengan. Ia mungkin baru akan muncul setelah bertahun-tahun.

Berbicara tentang ikhlas, saya jadi ingat perkataan seorang dosen di salah satu sesi perkuliahan, tepatnya saat games kekompakan. Kira-kira seperti ini,

 “Di dalam sebuah permainan, pihak yang menang akan terkesan selalu benar apapun statement yang mereka katakan. Dan sebaliknya, pihak yang kalah cenderung dinilai salah tidak peduli apa statement yang mereka berikan.”

Ya, ikhlas memang tidak didapat dari perkataan. Jika kamu ikhlas cukup simpan perkataan ‘saya ikhlas’ di dalam benak. Renungkan berbagai hal baik yang mungkin muncul sebagai jawaban dari seribu satu alasan yang terlontar oleh hati.

Ikhlas

by on 01.54
Hai blog. Akhir-akhir ini agaknya saya sedang dituntut untuk belajar memahami arti sebuah keikhlasan. Keikhlasan nyatanya tidak semudah ...