Aku dan kamu. Kita sama-sama menunggu. Aku menunggu di puncak menara, kamu menunggu di tepian sungai. Kita sama-sama menanti. Aku menanti senja datang, kamu menanti fajar menjelang. Kita sama-sama mendamba. Aku mendamba ksatria, kamu mendamba putri.

Kamu menunggu putri di tepian sungai. Saat fajar menjelang putri datang dengan segenggam harapan. kamu dan putri jatuh dan tenggelam. Namun tak lama, bangkit dan terbang, melintasi cakrawala.

Aku menunggu ksatria di puncak menara, ksatria yang menunggu putri di tepian sungai. Saat senja datang, ksatria terbang. Aku mengulurkan tangan tetapi tak bersambut. Ksatria berlalu. Tak hanya melintasi puncak menara, tetapi juga cakrawala. Digenggamnya seorang putri, putri yang selama ini kukira diriku. Aku jatuh dan tenggelam. Tak lama aku bangkit, namun aku tak mampu terbang. Aku hanya mampu ke tepian.

Aku menunggu ksatria di tepian sungai. Tentu ia tak kunjung datang. Ksatria berada di tepian pantai. Kita sama-sama menunggu mentari tenggelam. Bedanya, Aku sendiri kesepian. Ksatria ditemani putri yang selama ini ia dambakan.

*Image by http://www.printactivities.com

Ksatria dan Putri

by on 04.19
Aku dan kamu.  Kita sama-sama menunggu. Aku menunggu di puncak menara, kamu menunggu di tepian sungai. Kita sama-sama menanti. ...