Rekan2 Alumni STAN tercinta,

       Sesuai dengan perintah Darmadi a.k.a Penjor pada hari Jumat pagi, minggu yang lalu, tgl 8 juli 2011, maka pada hari itu juga, kami berhasil arrange pertemuan dadakan dengan rekan2 senior kami yang menjabat sebagai Direktur STAN yaitu Mas Kusmanaji dan Sekretaris BPPK yaitu Mas Dodi'80.
Karena dadakan, maka teman2 yg bisa menemani hanyalah Yond'88, dimana dia yg biasanya paling sibuk, hari itu malah bisa menemani saya rapat. Pertemuan diadakan di Gedung BPPK Purnawarman, jam 15.15 dan berakhir jam 16.15.
       Pertemuannya sendiri sangat relax dan penuh dengan senyum yang jauh dari khawatir ttg nasib STAN, dimana ini artinya adalah sama sekali berbeda pemahaman ttg nasib stan antara rekan2 di BPPK dan STAN dengan kita2 yang tidak terlibat. Namun setelah kami selesai dijelaskan, memang rasanya kita tidak perlu terlalu khawatir.

Nah apa saja point2 yang disampaikan? Ini point2-nya:

1. Issue penutupan STAN
       Penjelasan: Ternyata tidak ada sama sekali rencana atau pemikiran untuk menutup kampus kita tercinta. Malah ada pemikiran untuk ditingkatkan. Bentuk peningkatan itu kalau saya tidak salah tangkap malah menambah jumlah lulusan DIV (Yond tolong saya dikoreksi kalau saya salah). Mengapa malah ditingkatkan karena kiprah anak2 stan memang sudah terbukti;

2. Menkeu tidak suka dengan alumni STAN
       Penjelasan: Ini juga pendapat yang salah. Malah Pak Menkeu bertanya kenapa Kemenkeu menerima S1 yang tidak jelas mutunya ketimbang anak STAN. Pak Menkeu malah menyesalkan alumni stan yg ambil S1 tapi S1 dari Perguruan Tinggi yang kurang baik (dimata beliau). Itu sebabnya saat ini kelihatannya ada rencana dimana alumni D3 STAN boleh melanjutkan ke S1 hanya pada S1 yang di endorsed oleh Kementerian Keuangan. tapi ini baru rencana yang belum jelas lagi bagaimana detailnya. Mudah2an pembatasan ini tidak semakin menyulitkan alumni stan meraih gelar S1-nya ya.

3. STAN menerima mahasiswa berdasarkan permintaan (Kenapa Tahun ini Hanya D1?)
       Penjelasan: Mas Kus menjelaskan, bahwa banyak yg tidak paham bhw STAN berbeda dgn Perguruan Tinggi yg setiap tahun sudah pasti menerima mahasiswanya secara teratur dgn jumlah tertentu. Kalau STAN menerima mahasiswa berdasarkan kebutuhan, kalau tidak ada kebutuhan ya tidak menerima mahasiswa, dan bisa setiap waktu melakukan penerimaan mahasiswa bila ada kebutuhan dengan jumlahnya juga tergantu permintaan user.
       Tahun ini tidak menerima mahasiswa D3, karena memang tidak ada permintaan formil atas lulusan D3 untuk 3 tahun mendatang. Tapi kalau permintaan D1 memang ada saat ini, dimana DJP saja meminta kalau tidak salah sekitar 900 lulusan D1 untuk tahun depan. Itu sebabnya saat ini yg dibuka adalah untuk program D1. Bisa saja, di awal tahun depan (Januari) ada permintaan atas lulusan D3 untuk 3 tahun mendatang, maka bisa saja STAN membuka pendaftaran masuk D3 pada awal tahun depan tanpa harus menunggu tahun ajaran baru.
       Lalu saya tanyakan lagi, bahwa kalau begitu, bisa saja yg masuk D1 saat ini, kalau tahun depan ada kebutuhan mendesak lulusan D3 untuk tahun 2014, maka yg sdg dididik D1 ini lanjut terus menyelesaikan D3-nya? Mas Kus bilang bahwa cara untuk mendapatkan lulusan tersebut (untuk bisa memenuhi permintaan user) ada banyak jalannya. Bisa saja untuk program D3 tsb direkrut dari lulusan D1 yang sudah/sedang bekerja, bisa juga diambil dari yg sedang kuliah (D1), atau bisa juga dibuka mahasiswa baru.
Dimana saya simpulkan, karena situasi di Kemenkeu sendiri sedang dalam proses perancangan masa depan STAN sehingga sulit untuk mengambil keputusan2 sebelum bentuk STAN kedepan disepakati, maka memang langkah paling aman, adalah mengadakan dulu program D1 saja. Kalau sdh jelas format STAN kedepan, maka program D3 bisa dilanjutkan lagi dimana yg nanti masuk D1 di tahun 2011 ini, bisa meneruskan ke D3 secara langsung. Jadi, bisa saja masuk jadi mahasiswa-nya Program D1, tapi lulusnya, karena ada perubahan kebijakan lagi, lulusnya jadinya D3.
So, bagi yg anak2nya mau masuk STAN, saya harap bisa pintar2 membaca situasi di Kemenkeu yg memang masih sedang proses merancang masa depan STAN yang saya yakin masih akan eksis terus.

4. Kenapa STAN Tahun ini hanya menerima D1?
        Penjelasan: Ini disebabkan saat ini terjadi kegemukan di tengah, sehingga perlu dikurangi. Bisa jadi ini juga ada kaitannya dgn rencana penataan kembali PNS (?). Mungkin juga sambil menunggu proposal dari BPPK dan atau STAN mengenai bagaimana STAN kedepannya yg sudah selesai dibuat tapi belum sempat di presentasikan ke Pak Menkeu.
Dalam diskusi yg lumayan dalam di aspek ini, saya menangkap signal, bahwa yg dibuka tahun ini hanya D1 bukanlah issue yang perlu dikhawatirkan, kenapa? Bisa dibaca lagi penjelasan di point 2 diatas.

5. Kenapa Tahun ini Tidak menerima D3?
        Penjelasan: Lihat lagi penjelasan pada point 3 diatas, dimana intinya adalah karena tidak adanya permintaan atau kebutuhan D3 dari user. Lalu saya bilang bukankah ada kebutuhan dari BPK dan BPKP yang setiap tahun juga tidak terpenuhi? Khusus untuk D3, Mas Kusmanaji menjelaskan bahwa tidak ada surat resmi permintaan kebutuhan lulusan D3 dari BPK dan BPKP untuk kebutuhan di tahun 2014.
Kalau kebutuhan untuk tahun 2011 memang ada dan untuk penyediaan tidak masalah karena kan ada yg sdg menjalani pendidikan saat ini. Sehingga saya berfikir, kalau saja ada permintaan dari BPK dan BPKP ke STAN untuk kebutuhan tenaga lulusan D3 di tahun 2014, mungkin saja STAN mengadakan lagi penerimaan mhsw untuk D3.
Nah, kalau mau ada penerimaan D3 lagi segera, nggak ada salahnya yg punya akses ke BPK dan BPKP bicara dengan Pimpinan disana untuk coba menyampaikan kebutuhan tenaga D3 pada tahun 2014 secara resmi ke Menkeu.

6. Ada penerimaan D3, tapi untuk keahlian tertentu
          Penjelasan: Mas Kusmanaji juga menjelaskan bahwa, walaupun program D3 STAN saat ini tidak ada penerimaan, tapi nanti akan tetap ada penerimaan lulusan D3 di Kemenkeu, tetapi lulusan D3 untuk keahlian tertentu, misalnya yg punya keahlian untuk awak kapal dan beberapa keahlian non keuangan lainnya yg tidak bisa disediakan oleh STAN, yg saya lupa apa saja keahlian2 tsb karena nggak dicatat .....
Jadi, tidak benar issue bahwa D3 STAN ditutup lalu hanya menerima D3 dari luar.

Penutup
          Setelah mendengar penjelasan yg disampaikan dengan sangat santai dan terbuka oleh Mas Dodi dan mas Kusmanaji, saya koq nggak merasa perlu ada yg dikhawatirkan dgn eksistensi STAN. Bagi saya, tidak mungkin Mas Dodi dan Mas Kusmanaji bisa relax seperti itu kalau sebenarnya mereka tahu bahwa nasib stan akan berakhir atau dilemahkan.
         Saya malah melihat senior2 kita tersebut telah berhasil meyakinkan Menkeu bahwa STAN sangat strategis dan harus dipertahankan dan dikembangkan lagi. Dari mana saya melihatnya? Dari tugas yang telah diberikan Menkeu kepada mereka untuk menyiapkan proposal dan presentasi STAN kedepan yg saya yakin isinya positif.
        Saya nggak minta dijelaskan oleh senior kami tersebut ttg rencana STAN ke depan karena kami menghargai bahwa proposal yg sdh jadi itu sifatnya masih sangat confidential karena belum dipresentasikan dan disetujui oleh Menkeu. Mungkin saja, apa yg saya tulis disini berbeda dgn info2 ataupun issue2 yg ada diluar. itu bisa dimengerti. Dimana bisa jadi, saat Pak Menkeu masuk jadi Menkeu beliau (saya duga) memang ada stereotype yg kurang baik ttg STAN (mungkin krn kasus Gayus), dimana kemudian ada rencana2 yg awalnya sebenarnya memang merugikan alumni STAN.
Nah, itu yg mungkin yg jadi cerita awal dan masih beredar di lingkungan kita. Padahal dalam perkembangannya kemudian, setelah senior2 kita di BPPK atau STAN atau bahkan di Sekjen sering berinteraksi dengan Menkeu dalam konteks menjelaskan STAN, saya yakin Pak Menkeu semakin mengenal peran strategis STAN bagi SDM Kemenkeu.
Nah, pelan2 terjadi perubahan pandangan yg malah jadinya mendukung pengembangan STAN. Perkembangan terakhir ini yg saya duga belum beredar di lingkungan kita sehingga informasi yg masih dibahas adalah cerita di awal2 yg sekarang sebenarnya sdh berubah. Btw, itu hanya analisis saya saja ya (bukan pendapat Mas Dodi ataupun Mas Kusmanaji), yg bisa saja salah dan ngawur, tapi kayaknya sih memang begitu biasanya kejadiannya .... he5x .... (mode on: sok tahu)
         So, mari kita berdoa dan bersabar, mari kita percayakan tugas berat menjaga eksistensi STAN ini kepada senior2 kita yg terlibat langsung saat ini. Mari kita hentikan perdebatan yg saya khawatirkan malah membuat bangunan STAN yg sedang diperjuangkan dan dibangun oleh senior2 kita tersebut malah jadi berantakan.
         Ya, ini adalah pesan khusus yg disampaikan oleh Mas Kusmanaji kepada saya dan yond untuk disampaikan kepada seluruh alumni STAN. saya sangat percaya kepada mereka, makanya saya tidak terlalu khawatir. Akhir kata, mari kita hentikan pembahasan ttg nasib STAN di milis, dan kita percayakan kepada senior2 kita untuk mengawalnya ...
          Kita bahas lagi nasib STAN kalau nyata2 memang eksistensinya terancam lagi ..... Oh ya, mudah2an apa yg saya tulis ini sesuai sepenuhnya dgn saat pembahasan. Bisa saja saya ada salah tulis atau semacamnya, mengingat hasilnya baru saya posting beberapa hari setelah pertemuan karena buku catatan-nya keselip dan baru ketemu lagi, sehingga bisa saja ada yg tidak terlalu akurat. Tapi yg penting mudah2an subtansinya masih sesuai.
Terima kasih

Dandossi Matram - 1981
Ketua IKANAS STAN
Balon Meletus

Mekanisme Permainan:

1.     Isi balon karet dengan air secukupnya (bisa juga tanpa diisi air. Tergantung selera)
2.      Gantung balon tersebut (seperti lomba makan kerupuk).
3.      Masing-masing anak ditugaskan untuk memeletuskan balon karet yang berisi air tersebut dengan menggunakan pulpen yang ujungnya dimasukan ke dalam mulut.
4.      Anak yang pertama kali membuat balon meletus adalah pemenangnya.
5.      Dilarang menggunakan tangan. Kejujuran dibutuhkan dalam hal ini. Anak yang ketahuan menggunakan tangan akan didiskualifikasi.
  
Moral Value:
  •  Kejujuran itu sangat penting.
  • Daripada ngemut pulpen lebih baik ngemut permen mint.

Tahu nggak sih?  

Mekanisme Permainan:

1.      Buatlah kelompok yang terdiri dari beberapa anak

2.      Buatlah daftar pertanyaan dan tulis dalam gulungan kertas kecil.
 Contoh:
·         Tahu nggak sih kalian siapa aja personel boyband SM*SH?
·         Tahu nggak sih kalian siapa nama suami Krisdayanti?
·         Tahu nggak sih kalian dimana ibukota jawa tengah?
·         Tahu nggak sih kalian apa bahasa inggrisnya ‘keren’?
·         Tahu nggak sih kalian kapan proklamasi bangsa indonesia?
·         Dll.

3.      Semua anak berdiri membentuk sebuah lingkaran (boleh ngacak, boleh berdasarkan kelompok, bebas deh pokoknya)

4.       Seorang panitia mengajukan pertanyaan dengan mengundi daftar pertanyaan yang telah dibuat.

5.       Setiap anak wajib menjawab ‘tahu’ atau ‘tidak tahu’. Jawaban ‘tidak tahu’ akan mengurangi poin kelompok sebesar 1. Mereka boleh berpura-pura tahu dengan konsekuensi apabila ketahuan berbohong poin kelompok mereka berkurang sebesar 2. Darimana kita tahu mereka berbohong atau tidak? Setiap anak berhak menuduh anak lain berbohong dengan bertanya apa jawaban yang anak lain itu pikirkan? Apabila tuduhan tersebut terbukti kebenarannya, poin kelompok yang anggotanya ketahuan berbohong akan dikurangi sebesar 2, dan sebaliknya apabila tuduhan tersebut salah, poin kelompok anggota yang menuduh akan dikurangi sebesar 1.


6.     Jumlah poin kelompok akan diakumulasikan. Kelompok dengan poin terendah akan mendapatkan sanksi, contoh: lipsing sambil joged lagu 7icons.

     Prinsip dasar permainan ini sama dengan saat kita bermain kartu ‘boong’, setiap orang yang ketahuan berbohong akan dikenakan sanksi. 

Moral Value:
  • Berkata jujur lebih baik dari pada kita berbohong. (kalo jujur cuma minus 1, ketahuan bohong minus 2)
  •  Jangan sembarangan menuduh orang
  •  Harus tahu semua nama personil SM*SH


Blind Ball

Mekanisme Permainan:
  1. Siapkan botol-botol yang bertuliskan nomor
  2. Botol disusun secara acak dan menyebar.
  3. Setiap anak ditugaskan untuk menendang bola ke arah botol-botol tersebut dengan kedua mata tertutup. Anak yang ketahuan berbuat curang akan diskualifikasi.
  4.  Apabila bola tersebut membuat botol terjatuh, maka anak itu akan mendapatkan hadiah sesuai dengan nomor yang tertera pada botol.
Moral Value:
·         Kejujuran adalah segala-galanya
·         Cinta itu buta
 
©opy Rigt-Rishid2011

Honesty Games

by on 00.16
Balon Meletus Mekanisme Permainan: 1.      Isi balon karet dengan air secukupnya (bisa juga tanpa diisi air. Tergantung selera) 2.       G...

Maaf telat posting. Pengumuman Pendaftaran D1 Kepabeanan Cukai dan D1 Perpajakan sudah bisa dilihat  www.stan.ac.id sejak tanggal 05 juli 2011.

Perbedaan mekanisme pendaftaran tahun ini:

1. Online (via http:// usm.stan.ac.id)

mulai tanggal 08 s.d. 17 juli 2011

2. Umur min 17 th tertanggal 30 sept 2011 dan maks. 20 th tertanggal 01 okt 2011

(Mutlak. Gak boleh kurang/lebih walau cuma sehari)

3. Nilai bahasa inggris min. 7,00 (bukan rata-rata)

4. Ada tes kesehatan dan kebugaran untuk spessialisasi selain bea cukai

untuk lebih lengkapnya bisa cek www.stan.ac.id

Cuma D1 ya? Sabar ya gan. Untung aja ane udah masuk #plak

kalo ada yg mau ditanyakan mengenai pendaftaran bisa hubungi nomer di bawah ini pada hari dan jam kerja.
021-35999 960
021-35999 961
021-35999 962
021-35999 963

Pertanyaan yg sering ditanyain (FAQ) masalah USM STAN bisa dilihat di
http://mahasisiswastan.wordpress.com/2011/07/08/sebelum-isi-form-baca-dulu/

Update!
Pendaftaran D3 tahun ini udah FIX nggak ada,blog. Kata kepala BPPK hal ini dikarenakan 3 tahun yang akan datang tidak dibutuhkan PNS lulusan D3 STAN. I am sorry to hear that :'(
fighting kakak!

Sorry terbatas dan berantakan, mulai posting pake hape lagi nih,blog.

Itadakimasu!
Kali ini gue nulis sebagai orang awam yang nggak tau apa-apa (Bukan sebagai Mahasiswa STAN).

"Kapan sih pendaftaran STAN?"

Kalo dirank mungkin pertanyaan ini masuk FAQ di Web Resmi STAN. Di kalangan masyarakat sendiri sempet ada gosip yang beredar masalah jadwal pendaftaran, tapi ternyata semua itu hanya hoax, saudara-saudara. Sampe postingan ini dibuat belom ada tanda-tanda Pengumuman resmi dari pihak STAN. Padahal tanggal 29 Juni kemaren, hasil SNMPTN udah keluar. Yang lolos pasti harus daftar ulang dalam waktu dekat, dan (gue tekankan blog) biaya kuliah sekarang itu nggak murah, apalagi di PTN yang punya nama besar. STAN bisa jadi satu-satunya harapan untuk ngelanjutin kuliah buat beberapa orang.

Dari Taun-taun kemaren, STAN emang sih selalu buka pendaftaran belakangan. Tapi taun ini tuh bener-bener deh,blog. Masa ampe bulan juli gini belom ada pengumuman. Kasian orang-orang yang berharap banyak sama STAN. Kasian yang udah rajin-rajin ikut TO bahkan bimbel yang eksklusif. Bisa ngabisin biaya jutaan rupiah tuh. Emang sih kemungkinan lolos cuma sekitar 3 % tapi yang penting mereka dikasih kesempatan buat membuktikan dirinya. I think that's enough.

Gue punya cerita masalah kegalauan pra kuliah. Jadi gini, ada salah satu temen gue (seangkatan) yang lolos SNMPTN taun ini. Dia dapet di salah satu PTN favorit yang cukup keren, sebut aja 'Universitas Cukup Keren'. Setelah gue iseng-iseng googling, ternyata biaya daftar ulang yang harus dia bayar sekitar 10 jutaan, ditambah biaya kos dan biaya tak terduga jadi sekitar 15 jutaan. Dia harus daftar ulang dalam waktu kurang 2 minggu dari pengumuman, sedangkan dia (bisa dibilang) nggak punya uang sebanyak itu. Dia dirundung rasa galau yang berkepanjangan. Dalam hati, jelas dia pengen  banget ngambil kesempatan ini. Tapi di sisi lain dia juga ngerasa kalo dia bukan tanggungan orang tuanya lagi, justru sebaliknya orang tuanya lah yang sekarang jadi tanggungannya. Mungkin ada banyak program beasiswa disana, tapi prosesnya pasti nggak gampang dan itu sifatnya hanya sebagai kompensasi, bukan beasiswa penuh. Sebenernya dia juga berminat ikut USM STAN,tapi mengingat sampe sekarang belom ada kabar yang berarti ditambah lagi dengan kenyataan bahwa dia belom tentu lolos USM, dia mulai ragu. Gue emang nggak tahu banyak, tapi satu hal yang pasti gue tahu, saat ini dia dalam posisi yang sulit. Setiap pilihan yang dia punya, punya konsekuensi masing-masing. Ada pilihan yang konsekuensinya kecil, tapi nggak akan banyak ngerubah hidupnya. Pilihan yang konsekuensinya besar, punya efek yang besar buat masa depannya. Kayak dalam Manajemen, "Resiko itu sebanding dengan hasil yang akan kita dapatkan".

Balik lagi soal STAN, sebenernya isu penutupan STAN udah ada sejak taun lalu. Katanya sebenernya udah dikeluarin peraturan mengenai penghapusan PTK di Indonesia. Katanya juga peraturan tsb harus diterapkan maksimal setelah berapa taun peraturan itu dibuat (lupa gue). Karena penasaran, gue pun googling. Hasilnya,

Menurut Fasli Jalal, Wakil Menteri Pendidikan Nasional, pendidikan kedinasan di bawah instansi pemerintahan harus menyesuaikan diri dengan ketentuan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jika ingin tetap mempertahankan pendidikan tinggi jenjang diploma hingga sarjana, pendidikan tinggi kedinasan mesti berubah menjadi badan hukum pendidikan pemerintah atau bekerja sama dengan perguruan tinggi umum sejenis. Ketentuan UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) itu juga menyebutkan bahwa pendidikan kedinasan yang diakui pemerintah adalah pendidikan profesi, yaitu bentuk pendidikan tinggi setelah program sarjana. Ini diatur dalam Pasal 29 UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Mahasiswa STAN sempet demo segala lho. Cek artikelnya
Ada yang berpendapat kalo sebenernya UU yang disebut di atas adalah langkah penyesuaian bukan penghapusan PTK. Pendidikan kedinasan yang diakui pemerintah adalah pendidikan profesi, yaitu bentuk pendidikan tinggi setelah program sarjana. Jadi kayak semacam diklat gitu lho harusnya. Tapi kalo bener begitu adanya sistem PTK mesti dirombak besar-besaran dong? Kalo gini sih penyesuaian kesannya cuma perhalusan dari kata penghapusan. CMIIW. Seperti yang gue bilang di awal postingan disini gue cuma orang awam yang nggak tau apa-apa.

Semua pasti berharap keputusan yang diambil Pemerintah akan menguntungkan semua pihak. Semoga Menteri Keuangan kita tercinta yang baru, Pak Agus Martowardoyo, juga bisa lebih sigap dalam mengambil keputusan. Semoga pendidikan di Indonesia pada akhirnya bisa berpihak kepada semua kalangan masyarakat. Semoga birokrasi di negeri ini bisa semakin baik dan menjaga jarak dari 'korupsi'.

Wish Indonesia can be better!