Jedanya lumayan lama ya sama Postingan sebelumnya. Tadinya mager untuk nulis lanjutannya tapi kok sayang kalo pengalaman travelling kemarin gak didokumentasikan dalam bentuk tulisan. Rasanya gak cukup hanya didokumentasikan pakai foto.

     Hari ke 3 adalah agenda untuk Palace Visit dan menuju Hanok Bukchon Village.
Yang paling bikin excited di hari itu adalah akhirnya saya bisa mencoret salah satu wishlist dalam hidup saya yakni merasakan snowfall. Agak di luar ekspetasi memang, karena ternyata salju yang jatuh dari langit itu bentuknya gak bulat kayak di film-film kartun dan ternyata saljunya langsung meleleh saat menyentuh tanah. Padahal kalo saljunya mengendap banyak saya mau coba buat snowman.

      Destinasi wisata yang pertama kami kunjungi di hari itu adalah Hanok Bukchon Village. Diperjalanan menuju kesana kebetulan kami menemukan kedai Starbucks yang memang sempet kami cari-cari karena Anov punya banyak kupon, akhirnya kami mampir sejenak untuk sekadar ngopi-ngopi cantik sambil menghangatkan badan sejenak. By the way, Hanok Bukchon Village merupakan pemukiman tradisional Korea yang terkenal buat spot ­foto-foto. Katanya sempat jadi tempat syuting iklan Lee Min Hoo untuk produk kopi instan Indonesia juga. Karena masih ditinggali, turis yang ingin berfoto disana dilarang berisik.

Rumah Tradisional Korea



  Setelah puas berfoto-foto kami langsung beranjak ke destinasi selanjutnya, Gyeongbokgung Palace yang merupakan salah satu komplek istana terbesar di Korea Selatan. Karena snowfall yang berganti menjadi rainfall gak kunjung reda, akhirnya kami cuma berfoto di pelataran depannya saja untuk segera mencari tempat berteduh. Kami menyebrangi jalan menuju Gwanghamun Square yang ternyata telah dipenuhi oleh masa yang sedang Berdemo terkait skandal korupsi Presiden Korea. Saat itu saya gak tahu sama sekali kalo ternyata situasi politik di Korea memang sedang tidak kondusif. Untungnya demo berlangsung damai jadi kami bisa melewati kerumunan masa dengan aman.
 
Hujan
Wajah Lain Korea Selatan
  Tempat berteduh kami lumayan jauh dari Gyeongbokgung Palace, Kami berjalan menggigil kedinginan sampai akhirnya sampai di Gedung Korea Tourism Organization (KTO). Ya, kami nggak mau rugi waktu sedikitpun. Tempat berteduh kami adalah destinasi selanjutnya. Di KTO pertama kami mencari pray room terlebih dahulu sambil berusaha mengeringkan tubuh yang basah diguyur hujan.
      Setelah sholat, kami mengexplore fasilitas yang disediakan KTO. Pertama, bermain games virtual reality (VR). Lalu, Berfoto dengan hologram artis KPOP idola. Dan yang nggak boleh ketinggalan adalah mencoba Hanbok Gratis.







       Setelah hujan mereda, kami beranjak menuju destinasi selanjutnya yakni Myeongdong, Pusat Belanja Kosmetik Korea. Sampai disana hari sudah mulai gelap dan sama seperti malam-malam sebelumnya, suhu turun drastis saat malam hari. Akhirnya kami hanya sebentar window shopping lalu mencari tempat makan untuk mengisi perut sembari menghangatkan badan.

Hari ke-4
     Destinasi hari ini bukan di Seoul namun di Kota lain atau bisa dibilang Republic lain. Ya, Namihara Republic alias Nami Island adalah destinasi wisata kami hari ini. Untuk menuju kesana kami berangkat naik Subway lalu transit naik ITX (Kereta yang lebih cepat dari Kereta Subway namun tidak secepat KTX). Perjalanan dilanjutkan dengan menaiki Bus Wisata.

     Setelah perjalanan yang berliku-liku sampai lah kami di Pelabuhan menuju Nami Island. Dari jauh kami melihat ada yang menyebrang menuju Nami Island naik Zipwire (Semacam Flying Fox). Saya nggak bisa membayangkan rasanya naik flying fox di udara sedingin ini, bisa-bisa beku saat mendarat di permukaan.

      Setelah membeli tiket, kami naik Kapal Feri. Hanya dalam waktu tak lebih dari 15 menit kami bisa menginjakan kaki di Nami Island. And Lucky me! Di Nami ada banyak gundukan salju. Bahkan ada gundukan salju yang bisa kami pakai untuk Snowsliding. Walaupun dingin dan bikin baju  basah, snowsliding di gundukan salju haruslah dicoba.

Tadinya pingin mencoret wishlist lain saya tentang membuat snowman tapi tenyata lagi-lagi salju itu di luar ekspetasi saya. Salju disana ternyata keras dan sulit dibentuk, teksturnya semacam es serut. Mungkin saya harus mencari salju di Negara lain. Iceland, maybe?

       Pemandangan di Nami sangat memanjakan mata. Kombinasi pohon-pohon yang tinggi menjulang, danau yang membeku, gundukan salju ditambah aroma hangatnya Hotteok.
           

Yummy

      Cacing-cacing di perut sudah tak henti meraung karena kami belum sempat sarapan. Kami segera menuju salah satu tempat makan. Dan makanan disana saya nobatkan sebagai makanan terlezat selama saya di Korea. Nasi hangat ditambah gurita bumbu pedas, sempurna dengan tambahan Bon Cabe yang saya bawa dari Indo (tetep..)

     Puas Berkeliling di Nami Island, perjalanan berlanjut ke Petite France dengan menaiki Bus Wisata yang sama. Disana kami menonton pertunjukan Boneka Tangan. Pertujukan yang bagus dan membuat anak-anak tertawa. Walaupun sejujurnya saya nggak mengerti bahasa korea tetapi masih nyambung sedikit kok kalo ceritanya tentang Red Riding Hood. Setelah menonton pertunjukan, Iin dan Anov menulis Kartu Pos yang ditujukan buat diri mereka sendiri. Kartu pos tsb nantinya akan dikirimkan pada akhir tahun ke alamat yang dituju. Karena terlalu malas untuk menulis postcard, saya skip pengalaman yang satu itu.

we was here
Menunggu pertunjukan dimulai
Iin dan Anov saat nulis Postcard
      Perjalanan hari itu ditutup dengan beli cikin alias chicken yang kami makan bersama di guesthouse. Saya sempet nanya kenapa gak makan di tempat aja. Kata temen-temen saya, malu kalo makan ayam diliatin oppa oppa Korea, takut keliatan ‘bringas’-nya. 

Selagi makan ayam, tiba-tiba Samchon ngajak kami minum Soju. Padahal kami semua cewek-cewek  berjilbab. Ya jelas kami semua menolak. *geleng-geleng kepala*

Hari ke -5 (Last Day)
        Hari kelima seharusnya adalah free day dimana peserta tour diberi kebebasan menentukan tempat wisata dan no service tentunya.

Rencana perjalanan kami berbeda-beda dengan rincian sbb :

1.    Saya dan Iin : Snowsliding di Ski Resort
Sebenernya kami sudah booking Free Shelter Bus untuk menuju Ski Resort dan googling cara menuju ke halte bus. Tapi karena di hari sebelumnya kami sudah puas Snowsliding di gundukan salju Nami Island. Dan dengan pertimbangan itu adalah hari terakhir kami di Korea dimana kalo kami nyasar ada kemungkinan resiko pulang kemalaman atau bahkan ketinggalan pesawat di keesokan harinya, akhirnya kami membatalkan rencana tersebut.

2.     Anov : Bersepeda di Yeodo Park
Mengingat prakiraan cuaca hari ini dibawah nol derajat celcius, Anov juga batalin rencananya. Dan beberapa hari setelahnya dia nyesel karena berdasarkan kabar yang beredar di internet, di hari itu ternyata ada fanmeeting-nya Om Goblin alias Gong Yoo di wilayah dekat Yeodo Park.  
3.     Mbak Zer (Guide) : Belanja ke Namdaemun Market untuk cari titipan temannya 
4.    Samchon : Dia kira agenda kami hari itu memang ke Ski Resort. 

Karena beberapa alasan di atas, pada akhirnya kami tetap mengekor pada Mbak Guide kami yang baik hati. Kami meluncur ke Namdaemun dan Gwangjang Market. Btw malamnya Samchon akhirnya berhasil minum Soju bareng Agasshi-Agasshi yang berasal dari Daegu dimana mereka mengandalkan komunikasi pake Google Translate.

        Di Namdaemun saya nggak banyak berbelanja. Cuma beli sheetmask, tas ransel, pouch, dan jaket obralan. Iya, itu termasuk sedikit kok. Yang lain belanja lebih banyak. Barang-barang disana khususnya, souvenir oleh-oleh, harganya relatif lebih murah dibanding kawasan belanja lain dan sialnya saya sudah terlanjur beli oleh-oleh di hari sebelumnya.

        Berbeda dengan Namdaemun Market, Gwangjang Market merupakan tempat wisata kuliner. Berbagai macam jajanan khas korea dari yang lumrah sampai yang aneh-aneh ada disana. Karena udaranya dingin, saya pilih untuk makan di dalam ruangan yang ternyata menunya terbatas. Akhirnya saya lagi-lagi makan Toppoki. Iin yang ngidam dumpling pun jadi pesen toppoki karena disana hanya ada dumpling isi babi.

      Setelah puas berbelanja kita kembali ke Guesthouse untuk bersiap-siap packing. Iin dan Anov sepertinya benar-benar well-prepared sampai bawa vacuum bag,  jadi baju mereka lebih ringkas. Kalau saya cuma bawa koper kecil dan baju tebal-tebal. Akhirnya belanjaan oleh-oleh saya lakban tak beraturan supaya bisa masuk bagasi pesawat.

        Overall, perjalanan kali ini sangat mengesankan dan bisa dibilang paling berkesan di hidup saya. Kata orang travelling ke Korea di Bulan Februari sangat tidak disarankan karena kemungkinan kamu cuma merasakan suhu dinginnya tanpa bisa merasakan salju. Tapi ternyata nggak sepenuhnya bener kok. Buktinya kami masih bisa merasakan snowfall dan snowsliding di gundukan salju. Dan masih dapat bonus pengalaman berada di kerumunan masa demo (Bahkan Samchon sempet-sempetnya berfoto bareng salah satu polisi yang mengamankan jalannya demo).

Ayo semangat menabung lagi supaya bisa merasakan musim-musim lain yang gak ada di Indonesia….

Pengen deh rasanya lihat Aurora di Iceland.. *kode ke semesta*