“Ku terjebak di ruang nostalgiaaaa….”

       Ini bukan kali pertama saya merasa terjebak dalam suatu ruang tak bernama. Ya, lagi-lagi saya terjebak dalam sebuah Goa Plato yang serupa tapi tak sama. Lagi. Saya masih ingin berada disana, tanpa mau tahu bahwa realita telah membuat satu per satu dari mereka pergi. Mungkin hanya saya yang merasakan ini, mungkin tak ada tangan yang membalas tepukan tangan ini. I just don’t care. Saya cukup egois. Seperti dokter  dalam permainan ‘Mafia’ yang lebih memilih menyelamatkan dirinya sendiri ketimbang warga lain. Seperti benalu yang tak peduli nasib inangnya.
     Teruntuk ruang nostalgia, Terima kasih dan maaf. Terima kasih untuk tiga bulan penuh warna. Terima kasih untuk satu minggu waktu eksklusif di tempat yang juga cukup eksklusif. Thanks for everything, juga untuk hal-hal non materil yang tanpa sadar sudah kalian berikan untuk saya. Maaf untuk semua keributan dan masalah yang sadar ataupun tanpa sadar telah saya buat. Maaf sudah banyak merepotkan kalian. Saya tahu menulis disini useless, tak ada artinya. Lagi-lagi, I just don't care. Bisa jadi mereka cukup kepo untuk mengintip ruang saya yang satu ini. Who knows? :p
 
Sedikit koreksi, ruang itu tak benar-benar tak bernama. Bukan juga 'Ruang Nostalgia'. Ia punya nama lain yang jauh lebih adorable. Kami biasa menyebutnya ‘Poskopang’, Posko Dinas Kesehatan II.

Poskopang :)

Kamar 708, Kamar Jomblo.

I got the Spices coupon, Lebih tepatnya semua orang dapat.

Jelajah Malam Jakarta

Apapun yang terjadi, kami tetap tersenyum :)

Ruang Nostalgia

by on 03.17
“Ku terjebak di ruang nostalgiaaaa….”        Ini bukan kali pertama saya merasa terjebak dalam suatu ruang tak bernama. Ya, lagi-lagi ...