Ikhlas


Hai blog.
Akhir-akhir ini agaknya saya sedang dituntut untuk belajar memahami arti sebuah keikhlasan. Keikhlasan nyatanya tidak semudah mengatakan ‘ saya ikhlas’, jauh lebih kompleks bahkan. Terkadang semakin kita mengaku ikhlas justru semakin hati kita mencari seribu satu alasan untuk berontak. Mungkin kita hanya harus lupa agar ikhlas. Unfortunetally, biasanya semakin kita berusaha untuk lupa semakin lekatlah ingatan tersebut di dalam benak. Di titik ini bisa jadi kita justru akan berputar-putar dalam sebuah lingkaran setan yang entah dimana ujungnya.

Lain halnya ketika kita telah memahami hikmah dari suatu kejadian. Bisa jadi ikhlas semudah mengatakan ‘saya ikhlas’. Tapi lagi-lagi, unfortunetally, hikmah tak selalu datang berbarengan. Ia mungkin baru akan muncul setelah bertahun-tahun.

Berbicara tentang ikhlas, saya jadi ingat perkataan seorang dosen di salah satu sesi perkuliahan, tepatnya saat games kekompakan. Kira-kira seperti ini,

 “Di dalam sebuah permainan, pihak yang menang akan terkesan selalu benar apapun statement yang mereka katakan. Dan sebaliknya, pihak yang kalah cenderung dinilai salah tidak peduli apa statement yang mereka berikan.”

Ya, ikhlas memang tidak didapat dari perkataan. Jika kamu ikhlas cukup simpan perkataan ‘saya ikhlas’ di dalam benak. Renungkan berbagai hal baik yang mungkin muncul sebagai jawaban dari seribu satu alasan yang terlontar oleh hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Feel free to drop a comment :)