Semua orang punya Goa Platonya masing-masing. Dalam hal ini gua plato gue adalah keluarga dan sahabat. Sebelumnya tau kan apa Goa Plato? Beneran nggak tau? Pasti belom baca 5 cm ya.

Mengutip dari salah satu buku best seller karya Donny Dhirgantoro, 5 cm....

"Plato pernah bilang kalo nanti nya dalam kehidupan nya setiap manusia akan terjebak dalam sbuah goa gelap yang berisi keteraturan kemapanan, dan mereka senang berada di dalam nya. Karena mereka terbuai dengan segala kesenangan di sana dengan apa yang telah mereka capai, hingga akhirnya mreka takut keluar dr gua tersebut. Mereka memang bahagia, namun diri mereka kosong dan mreka nggak pernah menemukan siapa diri mereka sebenanya. Mereka nggak punya mimpi."

Somewhat  gue termasuk salah satu orang yang terlalu takut untuk keluar dari goa tsb. Gue terlalu takut keluar dari zona nyaman gue. Paling nggak gue butuh cukup banyak waktu untuk adaptasi, setidaknya setengah tahun.

Beberapa orang di sekitar gue beranggapan kalo gue adalah orang yang supel dan suka bergaul. Sampe-sampe gue dibilang make sense ketika curhat kalo gue belom klop dengan lingkungan baru gue setelah hampir seperempat tahun berjalan. Gue sadar betul kenapa mereka beranggapan demikian, mengingat sikap gue yang talkative, carefree & passionate saat berada di Goa Plato. Dan sebaliknya gue bakal jadi diam seribu bahasa ketika berada di lingkungan yang gue rasa asing. Efeknya, gue terkesan pilih-pilih temen.


Masih karena terlalu nyaman di Gua Plato. Gue juga jadi terkesan nggak punya mimpi. Gue hanya mengikuti arus kehidupan. Seandainya gue punya target-target pun itu adalah hal yang tanpa gue targetkan pun kemungkinan besar tercapai. Gue terlalu takut untuk pasang target yang tinggi. Gue terlalu takut untuk jatuh.

Entah sampai kapan gue mengurung diri di Gua ini. Yang pasti cepat atau lambat gue harus keluar. Ada saatnya dimana gue harus  pergi, paling tidak pindah ke Goa yang lain.


My Plato's Cave

by on 06.29
Semua orang punya Goa Platonya masing-masing. Dalam hal ini gua plato gue adalah keluarga dan sahabat. Sebelumnya tau kan apa Goa Plato? Be...

I found it while googling. Check it out Whats your names hidden meaning quiz . Just for fun, blog. I fill the blank with my name and here the result's. Somewhat it just like my nature.
You are carefree and passionate
You are wild, crazy, and a huge rebel. You're always up to something.
You have a ton of energy, and most people can't handle you. You're very intense.
You definitely are a handful, and you're likely to get in trouble. But your kind of trouble is a lot of fun.

You tend to be pretty tightly wound. It's easy to get you excited... which can be a good or bad thing.

You have a lot of enthusiasm, but it fades rather quickly. You don't stick with any one thing for very long.
You have the drive to accomplish a lot in a short amount of time. Your biggest problem is making sure you finish the projects you start.

You are the total package - suave, sexy, smart, and strong.

You have the whole world under your spell, and you can influence almost everyone you know.
You don't always resist your urges to crush the weak. Just remember, they don't have as much going for them as you do.

You are a seeker of knowledge, and you have learned many things in your life.

You are also a keeper of knowledge - meaning you don't spill secrets or spread gossip.
People sometimes think you're snobby or aloof, but you're just too deep in thought to pay attention to them.

You are truly an original person. You have amazing ideas, and the power to carry them out.

Success comes rather easily for you... especially in business and academia.
Some people find you to be selfish and a bit overbearing. You're a strong person.

You are balanced, orderly, and organized. You like your ducks in a row.

You are powerful and competent, especially in the workplace.
People can see you as stubborn and headstrong. You definitely have a dominant personality.

You are usually the best at everything ... you strive for perfection.

You are confident, authoritative, and aggressive.
You have the classic "Type A" personality.

You are a free spirit, and you resent anyone who tries to fence you in.

You are unpredictable, adventurous, and always a little surprising.
You may miss out by not settling down, but you're too busy having fun to care.

You are a seeker. You often find yourself restless - and you have a lot of questions about life.

You tend to travel often, to fairly random locations. You're most comfortable when you're far away from home.
You are quite passionate and easily tempted. Your impulses sometimes get you into trouble.

My name means...

by on 21.02
I found it while googling. Check it out  Whats your names hidden meaning quiz . Just for fun, blog. I fill the blank with my name and here...

     Saat sesuatu tidak berjalan sesuai harapan kadang aku merasa kesal dan tak jarang aku meluapkan amarah dengan berbagai cara. Dari mulai curhat ke sahabat, menulis status facebook, nge-tweet, nge-ping ataupun nge-blog. Tak adil rasanya, kenapa begini? kenapa harus aku? kenapa aku gagal?

     Padahal jika aku mau melihat lebih dekat, semua hal yang terjadi punya alasannya tersendiri. Aku hanya harus bersabar untuk mengetahui apa hikmah yang tersembunyi.
    
     Contoh yang paling aku rasakan adalah ketika aku lulus SMA. Saat itu aku diliputi kegundahan yang teramat sangat membingungkan. Keinginanku untuk kuliah sangat kuat tetapi mengingat biaya kuliah sekarang yang kian mahal ditambah dengan aku yang tinggal di lingkungan yang tidak begitu mementingkan kuliah. Orang tuaku pun lebih merekomendasikan aku untuk bekerja. Akhirnya aku memutuskan tidak mengikuti seleksi masuk ke perguruan tinggi negeri, sebaliknya  aku mengikuti bursa kerja di sekolah. Jujur, aku setengah hati menjalaninya dan aku pun sempat mengungkapkan itu kepada kedua orang tua. Saat itu aku teringat pada tawaran saudara sepupuku atas program beasiswa penuh yang ada di kampusnya. Memang universitas swasta, tapi tak apa lah yang penting aku bisa kuliah, pikirku saat itu. Aku kembali menyampaikan keinginanku untuk meng-apply beasiswa kesana kepada kedua orang tua. Kebetulan Rektor Universitas tsb adalah teman Bapak - Ayahku-  di majelis zikir-nya. Bapak pun mencoba menanyakan tentang program beasiswa itu, dan sayangnya ternyata beasiswa itu bukan beasiswa penuh, mungkin hanya sekedar potongan biaya.

     Memang banyak program beasiswa Perguruan Tinggi Negeri yang ada tetapi informasi yang aku dapat sangatlah terbatas. Sekolahku sebenarnya sempat merekomendasikan beberapa anak untuk ikut tes program beasiswa sebuah Institut Tekhnologi di Kota Bandung. Sayangnya, aku tidak termasuk dari mereka. Kecewa pasti, apalagi ketika aku mengetahui bahwa teman sekelasku yang notabene peringkat-nya di bawahku direkomendasikan. Terlebih lagi dengan kenyataan bahwa dia tidak berminat ikut. Kenapa bukan aku yang direkomendasikan? pikirku dalam hati.

     Aku kecewa tapi aku belum menyerah. Aku masih punya satu jalan lagi. Salah satu sekolah yang tidak memungut biaya kuliah alias gratis  yang aku tahu saat itu adalah Sebuah Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) di Bintaro. Aku pun mengungkapkan keinginanku untuk mengikuti tes PTK itu. Memang peluang masuknya kecil, bahkan belum ada alumni sekolahku yang berkesempatan mengenyam pendidikan disana. Susah bukan berarti tidak bisa kan, pikirku menyemangati diri sendiri. Dengan menggunakan uang simpanan mama -ibuku-, aku pun mendaftarkan diri untuk mengikuti tes. Bukan tanpa hambatan, saat itu salah satu dokumen yang aku bawa ternyata bermasalah sehingga aku harus mengurusnya lebih lanjut. Di perjalanan pulang pun aku sempat tertabrak truk yang hendak berbelok. Untungnya tak ada luka serius. Kakiku hanya sedikit lebam.

     Sambil menunggu tes masuk PTK tsb, Aku mulai fokus untuk menjalani serangkaian tes pencarian kerja. Sampai akhirnya aku dinyatakan lulus tes tertulis sebuah perusahaan elektronik. Aku pesimis dapat lolos sampai ke tahap akhir karena tinggi badanku yang kurang dari standar dan umurku yang belum memasuki usia kerja. Ternyata tidak hanya aku yang merasa seperti itu, ada beberapa teman tes-ku yang merasakan hal yang sama. Kami pun bertanya kepada guru BK kami apakah hal tsb akan ditoleril oleh perusahaan tsb? tenang saja itu hanya shock therapy, jelasnya.

     Sampai akhirnya aku lulus sampai tahap kesehatan dan diharuskan membayar sejumlah uang. Keluargaku sangat senang mendengar kabar itu dan menyebarkan kabarnya ke tetangga maupun sanak saudara. Aku turut senang dan mulai berusaha memadamkan niatku untuk kuliah. Sayangnya, ternyata kebahagian itu hanyalah semu. Aku dan beberapa temanku yang memiliki tinggi badan yang  kurang dari standar dan umur yang belum memasuki usia kerja dinyatakan tidak lulus oleh pihak perusahaan. Aku dan beberapa teman tak sabar untuk protes ke ruangan BK, ternyata yang mereka katakan selama ini hanyalah klise belaka. Kami kesal, merasa dibohongi. Pada akhirnya kami mau tidak mau menerima kenyataan yang ada. Uang kami dikembalikan tetapi hanya separuhnya dengan alasan sebagai biaya administrasi dan transport saat tes kesehatan.

     Sejak saat itu aku semakin pesimis tetapi hal itu tak lantas membuatku terpuruk. Aku memang semakin setengah hati mencari pekerjaan tetapi hatiku semakin mantap untuk berkuliah. Aku memutuskan fokus belajar untuk tes PTK yang semakin dekat. Hampir setiap hari aku meluangkan waktuku untuk belajar.  Sampai saat waktu tes pun tiba. Cukup lancar ya  walaupun aku sempat nge-blank.
Sebulan lebih berlalu. Waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba. Eksekusi. Peradilan. Atau lebih tepatnya lagi Pengumuman. Aku sempat pesimis dengan banyaknya pesaing tetapi Alhamdulillah... ternyata Allah menjawab usahaku selama ini, kegundahanku selama ini, doaku selama ini.
Aku mulai berpikir tentang semua hal yang telah terjadi, hal-hal yang selama ini membuatku kecewa dan tidak puas. Aku mulai sadar. Meskipun kadang berliku-liku, jalanNya memang lebih indah.

Aku bersyukur tidak mengikuti tes masuk perguruan tinggi negeri, karena uang pendaftarannya dapat digunakan keluargaku untuk hal lain yang lebih kami butuhkan. Toh kalaupun aku lolos, belum tentu sanggup membayar segala tetek bengeknya.
 

Aku bersyukur tidak direkomendasikan program beasiswa itu, karena aku bisa lebih fokus untuk Ujian Nasional. Toh jika aku ikut belum tentu lolos.
 

Aku bersyukur tidak lolos tes kerja, karena waktu belajarku bertambah.
 

Aku berterima kasih pada mereka yang telah membuatku kecewa, karena mereka telah menjadi salah satu motivator terbesarku untuk bangkit dan maju.

Kita hanya harus bersabar untuk mengenyam buah yang manis. Seperti seorang petani yang harus sabar saat padinya diserang hama dalam perjuangannya untuk mendapatkan hasil panen yang melimpah.
Lihatlah lebih dekat tentang semua kegagalan yang telah kita alami. Pasti ada hikmah yang tersembunyi dibalik semua itu.

Seperti kata Sherina. "Lihatlah lebih dekat dan kau akan mengerti..."

Lihatlah Lebih Dekat

by on 19.51
     Saat sesuatu tidak berjalan sesuai harapan kadang aku merasa kesal dan tak jarang aku meluapkan amarah dengan berbagai cara. Dari mula...
You're a devil! 









     You make people really happy


then sends them straight down to the bottom of hell.