"Allah tidak memanggil orang-orang yang mampu tapi Allah memampukan orang yang terpanggil"
      Walaupun terdengar klise, buat saya yang sempat kena imbas ulah travel nakal, quote  di atas mengena banget sih. Ya, setelah sempat tertunda selama 2 tahun, akhirnya saya dan kedua orang tua berkesempatan mengunjungi tanah suci awal sampai pertengahan Februari beberapa waktu yang lalu. FYI buat yang penasaran kelanjutan kasus travel nakalnya gimana, saya juga nggak tahu karena sidangnya nggak berkesudahan. Nasi sudah jadi bubur, dan saya tahu pasti, menyesal dan meratap bukan hal yang tepat. Sejak ada gelagat travel tidak beres, saya langsung memantapkan niat kalo saya harus menabung lagi. Nobody can let me down. 

      Singkat cerita, saya dan kedua orang tua mendaftar lagi di agen perjalanan lain untuk keberangkatan tanggal 11 - 19 Februari 2018. Total jamaah di keberangkatan ini hanya 25 orang sehingga kami bisa mengenal satu sama lainnya. 



      Perjalanan kami dimulai dengan penerbangan Citilink QG526 dini hari pukul 01.00 WIB. Pesawat kami sempat transit sekitar 1 jam di Bandara Rajiv Gandhi Hyderabad India untuk pengisian bahan bakar. Lumayan bisa mampir India walaupun cuma di dalam pesawat :p. Total perjalanan selama 12 jam. Tadinya saya pikir akan membosankan karena Citilink tidak dilengkapi fasilitas LCD TV, tapi nyatanya di sepanjang perjalanan saya tertidur pulas hanya bangun saat jam makan :v
Kami tiba di Jeddah sekitar pukul 10.00 Waktu jeddah ( 4 jam lebih lama dari Jakarta).
tiba di Jeddah

Sempat berpikir Bandara King Abdul Azis itu bandara yang megah dan ramai karna banyaknya peminat umroh/haji. Tapi ternyata buat saya lebih bagus dan ramai Bandara Soekarno Hatta 

      Setelah melewati proses imigrasi, dari Jeddah kami beranjak menuju hotel di madinah. Di sepanjang perjalanan kanan kiri diliputi pegunungan batu nan gersang. Jalanan sepi seakan kota tak berpenghuni.

Kurang lebih 6 jam perjalanan, bus kami tiba di hotel yang akan kami singgahi selama 3 hari di Madinah. Alhamdulillah hotel kami hanya berjarak 500m dari Masjid Nabawi. Posisinya ada di dekat pasar oleh-oleh. 

Madinah kota yang tenang walau ramai. Tata kotanya baik dan rapih. Rasanya tak bosan berlama-lama disana.
first, let me take a selfie :p


         Kegiatan disana diisi dengan kegiatan ibadah (ya iya lah!). Buat saya ritme dan kepadatan kegiatannya mirip saat Diklat Prajabatan. Ibarat kalo diklat semua akan berkumpul saat dengar pluit, kalau disana kami akan terpanggil lewat suara adzan. Bahkan sebelum adzan berkumandang berbondong-bondong jamaah sudah memenuhi Masjid demi mendapatkan keutamaan sholat di Masjid Nabawi yang pahalanya 1000 kali lipat dari sholat di Masjid lain (kecuali Masjidil Haram).      
          Kali pertama sholat di Masjid Nabawi saya bersebelahan dengan warga negara lain (antara india atau bangladesh kayaknya). Ibu-ibu dengan perawakan buntal dan berkulit cokelat. Beliau minta bantuan saya untuk mencarikan halaman Surat Yasin. Senang rasanya bisa membantu  (biarpun hal kecil) warga asing disana. Seakan perbedaan ras, suku, budaya bukan penghalang. Kami satu, Umat Islam.



Bangunan yang jadi latar foto kami, lebih tepatnya bangunan di bawah kubah hijau ada sebuah tempat istimewa bernama Raudhah.

“Raudhah adalah area di sekitar mimbar yang biasa digunakan oleh Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam untuk berkhutbah"
Raudhah disebut juga taman-taman surga dimana beribadah disana terdapat pelipat-gandaan pahala. Posisi Raudhah dapat diakses melalui Gate 25 Masjid Nabawi. Bagi wanita, Raudhah hanya dibuka saat malam hari sehingga pengunjung sangat membludak. Untuk sholat disana disarankan dengan rombongan, karena untuk sholat disana butuh usaha dan pengamanan extra agar tidak terinjak-injak orang yang berdesak-desakan hilir mudik.

      Disana kami juga berkeliing seputar masjid nabawi maupun city tour di seputar kota madinah. Ke makam baqi, museum alqur'an, masjid kuba, jabal uhud dan kebun kurma.
Museum Alquran


Masjid Quba


Kebun Kurma

Makam para pejuang Uhud

Berfoto dengan latar Jabal Uhud

Makam Baqi
       Btw pemandangan Kota Mekkah dan Madinah dihiasi oleh banyak burung merpati, dan herannya kota tetap bersih tanpa kotoran burung. Berfoto di antara kerumunan burung dan gedung tinggi buat saya jadi serasa di Eropa (sok tau aja, padahal belum pernah ke Eropa hehe) 

      Setelah 3 hari di kota madinah, kami beranjak ke kota Mekkah untuk melaksanakan Umroh. Kami mengambil miqat di Masjid Bir Ali. Niat umroh dibaca di bus dengan dipandu muthawif.

     Setelah berihrom berlaku pula larangan-larangan ihrom bagi kami. Setelah beberapa jam perjalanan darat, malam hari kami tiba di Kota Mekkah, Sedikit berbeda dari Madinah, Mekkah kota yang lebih ramai. Penuh hiruk pikuk, tidak hanya diramaikan oleh manusia namun juga bus dan taksi yang lalu lalang. Berjalan kaki di Kota Mekkah harus sedikit berhati-hati karena banyaknya kendaraan. Kalo ada yang bilang New York -The City that never sleeps, mereka harus lihat Mekkah yang literally tidak pernah tidur.

      Setelah makan malam dan beristirahat sejenak, kami menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan rukun Umroh selanjutnya, yakni Thawaf. Akhirnya kami bisa menyaksikan ka'bah dengan kedua mata secara langsung. Ka'bah sebagai pusat ibadah Umat Islam memang memiliki kekuatan sendiri. Berlembar-lembar halaman doa yang saya siapkan untuk dipanjatkan, seketika tak berarti. Karena seketika saya merasa bahwa bisa berdiri di hadapan Ka'bah dengan kondisi sehat bersama kedua orang tua merupakan nikmat yang sangat luar biasa. Rasa syukur atas nikmat yang telah diberi Allah selama ini membuncah memenuhi relung hati.


     Selama Thawaf kami dibimbing oleh Muthawif dengan bantuan audio ear phone sehingga kami dapat mendengar dengan jelas panduan dari Muthawif. Setelah selesai thawaf, kami shalat sunah dua rakaat di belakang Hijr Ismail. Lalu kami melanjutkan rukun umroh selanjutnya, yakni Sai. Sai merupakan salah satu rukun umroh yang membutuhkan banyak tenaga. Tak heran banyak orang tua yang tumbang saat Sai. Setelah Sai dari Bukit Safa ke Bukit Marwah selama 7 kali, kami menutup rangkaian rukun umroh dengan Tahalul. Alhamdulillah kami diberikan kelancaran dan tidak ada halangan yang berarti.

Tower Zamzam
Tower zam zam jadi patokan paling mudah untuk menemukan jalan pulang kami ke hotel. Jaraknya hampir 1 km atau sekitar 10-15 menit ditempuh dengan berjalan kaki.

Pemandangan dari hotel

Jalanan Mekkah setelah sholat jum'at
   Alhamdulillah kami berkesempatan untuk melaksanakan Sholat Jum'at di Masjidil Haram. Hari Jum'at disana itu seperti hari Minggu disini. Alhasil Masjidil Haram dan Jalanan Kota Mekkah tumpah ruah dipenuhi oleh puluhan ribu orang. Kepadatannya berkali lipat dari hari biasa.

    Selain beribadah di Masjidil Haram, kami juga City Tour di beberapa tempat sekitar kota Mekkah. Jabal Tsur, Jabal Rahmah, Jabal Nur dan kami juga berkeliling napak tilas ibadah haji ke Mina dan Muzdalifah. Walaupun beberapa tempat hanya kami saksikan di atas bus, namun dengan penjabaran detail dari Muthawif kami serasa berada dalam rangkaian ibadah haji yang sesungguhnya.
Jabal Tsur

Roomate selama di Mekkah dan Madinah

Jabal Rahmah





Semoga suatu saat kami diberi kesempatan kesana lagi untuk menunaikan Ibadah Haji. Aaminn, Aamiin ya rabbalalamin.












The Holy Trip 2018

by on 20.18
"Allah tidak memanggil orang-orang yang mampu tapi Allah memampukan orang yang terpanggil"       Walaupun terdengar klise, ...