Saya bukan seorang penulis yang dapat merajut kata hanya dengan bermodalkan pena. Saya hanya seseorang yang ingin merasa bebas tanpa mengganggu kebebasan orang lain. Dan baru-baru ini saya sadar jika saya tak selamanya ingin bebas. Kadang mengikatkan diri pada sesuatu dapat menjadi tameng dari berbagai monster berkedok, menjadi pedoman agar tidak bertindak sesuka hati. Dan baru-baru ini juga saya merasa ikatan tersebut hanya sebuah sugesti, ambisi tanpa didasari intuisi. Saya seperti takut bebas dan terlanjur nyaman dengan Goa Plato saya yang satu itu tanpa peduli banyak hal baik lain yang mungkin ada, mungkin juga tidak.

     Actually, saya masih berharap saya bisa mengendalikan organ saya yang satu ini. I  wanna stay here, the place that I wanna meant to be. Tempat dimana saya tidak takut jatuh. Tempat dimana saya mau berusaha menjadi lebih baik tanpa harus berpura-pura jadi orang lain. Tempat dimana saya percaya bahwa segala sesuatunya ada, segala sesuatunya benar.

The Finest Place

by on 13.18
     Saya bukan seorang penulis yang dapat merajut kata hanya dengan bermodalkan pena. Saya hanya seseorang yang ingin merasa bebas ta...
     Setiap orang, saya yakin punya mood booster-nya masing-masing. Mood booster disini tidak berbatas pada kata ‘noun’ tapi bisa juga berbentuk suatu hal atau kejadian yang baik langsung ataupun tidak dapat mem-‘boom’-kan semangat kita ke titik tak terhingga. Agak sulit memang menemukannya. Terlebih cara kerja Mood Booster milik saya yang layaknya seorang Nanny Mc.Phee

“When you need me but you do not want me, I must stay. When you want me but no longer need me, then I have to go”

     Sepertinya saya memang harus segera mencari subtitusi atau komplementer-nya , mengingat aura negative di sekeliling saya yang semakin pekat akhir-akhir ini. So far, I’m  still trying. But I think mine is one of the best ever.

Mood Booster

by on 09.57
     Setiap orang, saya yakin punya mood booster -nya masing-masing. Mood booster disini tidak berbatas pada kata ‘ noun ’ tapi bisa jug...
     Sebelum disalahartikan oleh yang membacanya, saya pastikan kalo saya nggak berniat untuk hura-hura makan di mekdi tiap hari. Bye bye warteg adalah salah satu program yang saya buat (untuk saya sendiri) dalam rangka mengisi waktu luang saya yang overlimit sekaligus menghindari pem-bully-an oleh mertua kelak karena nggak bisa masak. Ya, sebagai seseorang yang sangat visioner (untuk hal-hal absurd) saya berpikir jauh ke depan, blog.
Dengan bye bye warteg, saya menghindari warteg yang notabene dianggap tempat yang krusial buat anak kos. Saya mencoba membuat menu sendiri yang rasa dan bentuknya tidak bisa dipertanggungjawabkan tapi tetep ‘eat-able’.
Berikut menu yang berhasil saya ciptakan.

Day 1: Nasi + Sosis-Tempe Balado + Jamur Kuah

Day 2: Nasi + Sardinnes Balado + Bayam Kuah

Day 3: Nasi + Jamur Asam Manis + Tempe Goreng Spicy



Ternyata setelah dijalani, masak itu sesuatu kegiatan yang cukup mengasyikan. Sepertinya program Bye Bye Warteg ini akan saya perpanjang sampai waktu yang belum ditentukan. ^^


 

Bye Bye Warteg.

by on 13.36
     Sebelum disalahartikan oleh yang membacanya, saya pastikan kalo saya nggak berniat untuk hura-hura makan di mekdi tiap hari. Bye by...
Hai, blog. Postingan kali ini akan menjadinya postingan yang sangat panjang. Jadi kalo mau buang air, buang air dulu aja.

     Kali ini gue mau sharing pengalaman daki gunung pertama kali. Aniway, entah kenapa kok banyak yang heran nanya kenapa tiba-tiba gue mau ikut pendakian ini ya. Am I that fragile? ._.
Awalnya gue juga agak ragu sih buat ikut. Soalnya bulan November ini kan udah masuk musim penghujan, takut bahaya apalagi buat pendaki pemula kayak gue. Tapi berhubung acara pendakian ini dibimbing sama anak-anak pecinta alam kampus yang notabene lebih professional, I took that chance.
     Perjalanan dimulai tanggal 16 november 2012, semua peserta pendakian umum kumpul di plasma kampus pukul 19.00. Dan bayangkan aja kita baru on the way ke Garut  jam 23.00. Sebenernya gue-nya aja sih yang terlalu innocent, padahal gue udah dikasih tau emang bakal berangkat jam segitu.
     Kendaraan yang kita naikin bukan bis, blog. Semacem truk tahanan gitu. Katanya sih biar keliatan kaum marjinal-nya, katanya. Perjalanan ke TKP ternyata makan waktu sekitar 7 jam. Waktu yang panjang banget, apalagi udaranya dingin. Boro-boro tidur, kepala kejedug sana sini terus, bro. Sekalinya tidur pun nggak berasa tidur.
    Kita sampe tkp sekitar pukul 06.00. Sholat, (maksa) buang aer, makan snack dan langsung mulai pendakian pukul 08.00. Ini wajah-wajah kelompok pendakian gue. Gue selalu yang paling ‘imut’.
linda, satria, ari, angga, reni, gue, mas abdu, guide, cahya, aden, pelba, korlak
Belum ada 100 meter jalan, foto lagi. Lagi dan lagi.
Naluri model gue secara nggak langsung bikin gue lebih fokus ke foto-foto daripada daki gunungnya. Parahnya, yang lain ternyata sama. Lagipula, sayang banget kan kalo pemandangan seindah ini nggak diabadikan.

     Trek yang harus didaki nggak sesantai yang gue bayangkan lewat deskripsi yang gue baca dari beberapa blog hasil googling. Katanya gunung papandayan ini cocok banget buat pendaki pemula karena jalurnya yang landai. Dan ternyata ‘landai’ versi bayangan gue sangat berbeda dengan kenyataan yang ada. Di awal-awal treknya emang nyantai, jalan bebatuan disertai bau belerang yang lumayan kuat. Tapi agak keatasan, disaat udah mulai ada rumput dan pepohonan, treknya nanjak, blog. Setiap belum ada lima menit nanjak gue pasti udah ngos-ngosan duluan. Kayaknya gue emang selemah itu ._.

     Di perjalanan kita sempet nyasar . Padahal gue udah nikmatin banget trek ‘bonus’ itu. Sempet ngeliat burung elang juga dari kejauhan. Kalo ini film indosiar gue pasti langsung manggil elang itu ‘wahai elang, tolong antarkan saya ke puncak gunung. Ciaaaattt…’
 Sayangnya ini bukan film indosiar, kalo gue panggil yang ada bisa-bisa dipatok. (kayak bisa manggil elang aja).

     Kita nyampe tempat camp a.k. a Pondok Salada sekitar pukul 12.00. Duduk sebentar sambil nunggu tenda berdiri. Karena tenda jadinya agak lama, gue ngajak Reni ke sumber air. Gue denger di deket camp ini ada sumber air yang airnya bisa diminum. Pasti seru deh mainan air di sungai. Berbekal botol Aqua (Viro deh yang harganya lebih murah), kita cau kesana. Dan ternyata…. sumber air yang dimaksud hanyalah pipa-pipa yang bocor. Kecewa. Tapi jangan khawatir, karena bocornya pipa miring, agak susah buat masukin air ke botol. Alhasil kita tetep basah-basahan. Brrrr.. dingin banget airnya.

     Acara disana agak terhambat karena hujan. Sialnya lagi, tenda kelompok gue bocor. Kita kebanjiran, kedinginan, kelabakan. Hiks. Pengalaman yang memorable banget lah.
Tenda yang bocor

     Malemnya gue nggak bisa tidur, blog. Kebelet pipis, kedinginan. Yang gue heran, bisa-bisanya pada tidur pules kayak gitu. Seketika ngerasa bener-bener pengen pulang. Yang nggak gue suka disini adalah nggak adanya fasilitas sanitasi yang memadai. Jadi kalo mau pipis atau buang air yang lebih besar kita musti cari ‘tempat’ sendiri. Berasa ada di zaman dahulu kala.

    Pagi harinya sekitar pukul 07.30 kita naik lagi ke Tegal Alun, tempat dimana ada padang edelweiss terhampar luas. Untuk kesana kita harus melewati Hutan Mati. Tenang aja, Hutan Mati nggak sehoror namanya kok. Indah banget malah. No pict=Hoax. Ini dia pict-nya.
The Dead Forest

     Setelah melewati Hutan Mati, trek menuju  Tegal Alun lumayan berat. Jalan yang menanjak dan agak licin karena habis diguyur hujan. Selain itu kadang trek ini bersebelahan dengan jurang. Tapi semua terbayar dengan ini….
Sampai di Tegal Alun

     Setelah puas berkeliling-keliling Tegal Alun, kita kembali ke tempat camp untuk makan dan packing perlengkapan karena harus segera turun ke tempat parkir di kaki gunung. Tanpa terbayangkan sebelumnya, tiba-tiba turun hujan. Alhasil, turun gunung kali ini agak menguji adrenalin. Jalanan yang agak curam dan licin, udara yang bertambah dingin. Jika tidak berhati-hati, bisa-bisa kita terperosok dan terbentur bebatuan.Waktu yang dibutuhkan untuk turun ternyata lebih sebentar yaitu sekitar 2 jam. Sesampainya di tempat parkir gue & Reni langsung ke toilet buat ganti celana yang basah kuyup karena cuma pake bagian atas rain coat. Dilanjutkan dengan ke warung, beli gorengan dan langsung masuk ke 'mobil tahanan' untuk pulang.
Perjalanan yang nggak akan terlupakan pokoknya, blog. Harus dicoba.
Sekian dan terima kasih ^^

kids.nationalgeographic.com

“Kedua kutub magnet yang sejenis akan saling tolak-menolak jika didekatkan. Sebaliknya, kedua kutub magnet yang berlawanan akan saling tarik-menarik jika didekatkan.”

     Semua barang tentu sudah tau tentang  hukum ini, bahkan beberapa anak sekolah dasar. Saya sendiri sebenarnya agak heran dengan pernyataan yang satu ini. Apalagi jika menkonklusikannya dengan sebuah realitas sederhana. Seperti, bukankah seekor sapi akan lebih nyaman berdekatan dengan sapi lainnya, membentuk populasi, hidup bersama.. Pun, bukankah orang-orang lebih mudah bersosialisasi dengan adanya kesamaan karakter atau hobi..

     Namun, baru-baru ini  saya berhasil menemukan, lebih tepatnya menyadari, lagi-lagi sebuah realitas sederhana . Orang berego tinggi, jika dihadapkan dengan sesamanya pasti akan menghasilkan kombinasi yang buruk, ledakan, chaos, atau apapun namanya itu. Dalam mencari tulang rusuknya, manusia juga cenderung mencari seseorang dengan ‘sisi lainnya’. Walaupun di beberapa kasus, manusia mencari replika dirinya tetapi hal tersebut tak jarang membuat ia terjebak dalam imajiner dirinya sendiri. Bahkan dalam riwayat, anak Nabi Adam As pun dengan jelas dilarang Allah untuk menikahi saudari kembarnya. Dan berkembangnya zaman telah membuktikan alasan hal tsb secara ilmiah, jika dua orang yang masih dalam hubungan keluarga menikah, sifat-sifat resesif dalam gen keduanya dapat membahayakan si bayi.
 
     Filosofi magnet ini mengajarkan saya akan satu hal. Terkadang, beberapa hal yang beda sama sekali justru dapat bersatu-padu dan sebaliknya beberapa hal yang identik tidak ditakdirkan bersatu.

Karena perbedaan itu indah, blog. :)

Filosofi Magnet

by on 13.31
kids.nationalgeographic.com “Kedua kutub magnet yang sejenis akan saling tolak-menolak jika didekatkan. Sebaliknya, kedua kutub magn...

Dear Neptunus...
Aku mencintainya.
Di depannya aku menjadi diriku sendiri.
Seperti airmu yang selalu membawa semua pesanku.
dia pun begitu.
Membuatku hanyut oleh sorot matanya.
membuatku lupa oleh kesedihan dengan suaranya.
sampai aku tak bisa katakan apa apa padanya.
bahkan untuk sekedar bilang rinduuu.. atau butuh.

Banyak yang gak ngerti, lalu terluka dan saling menyalahkan.
Karena itu, aku takut bicara tentang hati.
Maka, aku tuliskan saja.
Ku simpan, mungkin kukirimkan... entah kemana.
     Bahagia itu sederhana. Bahagia sama dengan tawa. Bahagia adalah ketika mendapat mainan baru. Bahagia adalah ketika menang bermain monopoli. Bahagia adalah punya banyak uang. Setidaknya itu lah yang ada di benak saya beberapa belas  tahun lalu, saat masih kanak-kanak. Kini, waktu sedikit banyak telah memetamorfosiskan makna ‘bahagia’ di otak saya. Bahagia masih sederhana tetapi terkadang sebaliknya, bahagia itu kompleks. Sekompleks persamaan Bernaouli. Namun, masih ada hal yang lebih kompleks dari bahagia, yaitu membuat orang lain bahagia.  
     Bahagia akan menjadi sederhana ketika kita mengerti apa esensi dari ‘bahagia’ itu sendiri. Begitu pun dengan membuat orang lain bahagia. Kebahagiaan layaknya intangible asset, tidak berwujud tetapi dapat melahirkan manfaat. Satu hal yang harus kita garis bawahi, kebahagiaan tidak dapat diukur secara reliable. Sampai saat ini belum ada ahli yang dapat merumuskan kebahagiaan secara matematis, bahkan Enstein sekalipun. Mungkin itu lah yang menyebabkan kebahagiaan tidak dikategorikan sebagai aset keuangan.
     Lalu, apa itu bahagia? Menurut saya, bahagia merupakan salah satu bentuk positif dari perasaan. Ia tidak akan hadir jika kita mencarinya. Semakin kita mencari, ia akan semakin menjauh. Kita hanya harus merasakan kehadirannya. Bahagia juga dapat dikatakan sebagai ketiadaan kesedihan. Jika ingin bahagia, sejenak kita harus melupakan kesedihan.
    Saya tidak tahu pasti apa yang membuat orang lain bahagia, apalagi caranya. Seperti kata pepatah, “ Dalamnya laut dapat diukur. Namun hati orang, tak ada yang tahu”. Tidak ada parameter yang dapat dijadikan acuan sebagai pengukur tingkat kebahagiaan seseorang. Partikel bahagia pun tidak dapat terlihat hanya dengan benda sekelas mikroskop. Bahkan tidak dengan peralatan tercanggih abad ini. Oleh karena itu, Saya hanya dapat menerka-nerka lewat benih  bahagia. Seperti halnya tanaman, bahagia juga membutuhkan benih agar dapat tumbuh. Namun, pertumbuhannya juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor-faktor lain ini lah yang membuat orang tidak merasa dirinya bahagia.
     Membuat orang lain bahagia dapat dimulai dari hal-hal kecil terlebih dahulu, seperti memberikan senyuman kepada orang lain ataupun memberikan salam kepada orang-orang sekitar. Dengan perlakuan seperti itu, mereka akan merasa teristimewa, diperhatikan, dan diakui keberadaannya. Tumbuh lah satu benih bahagia.
     Di tingkat yang lebih tinggi, membahagiakan orang lain dapat dilakukan dengan memberikan pujian (achievement) atas prestasi yang telah dicapainya. Hal ini akan membuat mereka merasa bangga akan dirinya. Tumbuh lah benih bahagia kedua.
    Kejutan tidak selamanya buruk. Tidak ada salahnya jika kita sesekali memberikan kejutan kepada orang-orang yang kita sayangi, Baik berupa kejutan ulang tahun ataupun sekedar ucapan-ucapan yang dapat membangkitkan semangatnya. Sama seperti contoh pertama, hal ini membuat seseorang merasa teristimewa.
    Ada kalanya orang-orang di sekitar kita membutuhkan bantuan. Alangkah baiknya jika kita bersedia membantu tanpa atau sebelum mereka memintanya. Untuk itu, kita harus peka dan sensitif terhadap lingkungan sekitar. Dengan begitu, mereka akan merasa dimengerti. Tumbuh lah benih bahagia ketiga.
     Ketika orang yang kita sayangi bersedih ataupun merasa kecewa akan suatu pencapaian. Disana lah kita harus memberikannya suntikan semangat dan motivasi. Dengan begitu, mereka dapat bangkit dari keterpurukan dan kadar kesedihannya berkurang sampai titik nol. Saat itu lah benih bahagia lain tumbuh.
   Dari beberapa contoh di atas, saya menyimpulkan bahwa ada enam cara menumbuhkan benih bahagia. Yaitu:
1.    Membuat orang lain merasa teristimewa
2.    Membuat mereka merasa diakui keberadaannya
3.    Membuat orang lain merasa bangga akan dirinya
4.    Memberikan perhatian kepada orang lain
5.    Mengerti dan memahami keadaan orang lain, dan
6.    Memberikan orang lain semangat dan motivasi.
    Namun, keenam hal di atas saja belum cukup. Dibutuhkan pula keluwesan hati dari kedua belah pihak yang terlibat. Jika hati kita telah tertutupi oleh kabut tebal, kebahagian tidak akan mampu menembus masuk sebelum kita menyibakkan kabut tersebut. Menyibakkan kabut tebal tersebut sebenarnya bukan perkara sulit jika kita mau. Sejak bahagia merupakan bentuk positif perasaan, kita hanya harus berpikir positif untuk dapat menyuburkan benih bahagia yang telah tertanam. Berpikir positif ibarat pupuk khusus untuk benih bahagia. Jika kita memberi pupuk ‘berpikir positif’ benih bahagia secara rutin, niscaya kebahagiaan akan tumbuh dengan subur dalam hati kita. Salah satu bentuk berpikir positif adalah dengan cara bersyukur akan nikmat yang telah Tuhan berikan. Dengan begitu, kita akan lebih mawas diri.
     Secara substansi, bahagia adalah bagian dari perasaan. Dan perasaan hanya lah dapat dirasa. Itulah yang membuat kebahagiaan tidak dapat dicari, Kita hanya perlu merasakannya. Dan jika kita sadar, kebahagiaan yang hakiki sebenarnya adalah membuat orang lain bahagia.

Benih Bahagia

by on 13.53
     Bahagia itu sederhana. Bahagia sama dengan tawa. Bahagia adalah ketika mendapat mainan baru. Bahagia adalah ketika menang bermain mo...

     Ada saat dimana semua harus kembali ke titik awal.Memulai kembali ketiadaan. Toh, katanya alam semesta ini mulanya hanya hamparan tanpa udara. Saya sendiri tidak yakin apa yang dapat dijadikan acuan mengenai 'kapan', 'mengapa' dan 'bagaimana' format harus dieksekusi. Mungkin hanya soal waktu, atau takdir. Atau malah lebih kompleks dari kedua hal tsb.Tapi saya percaya 'format' tak selamanya buruk. Kemungkinan resiko kehilangan data memang pasti.Namun disamping itu, 'format'juga menambah kapasitas diri yang available.

Format

by on 10.54
     Ada saat dimana semua harus kembali ke titik awal.Memulai kembali ketiadaan. Toh, katanya alam semesta ini mulanya hanya hamparan t...

    Hai selamat bertemu lagi! Seketika memori membawa saya kepada salah satu lagu yang akhir-akhir ini ada di Playlist saya, blog. Serasa berada dalam salah satu scene dalam sebuah FTV dimana semua serba kebetulan. Dan kebetulan ini terasa sangat.... kebetulan.

Chance

by on 19.24
    Hai selamat bertemu lagi! Seketika memori membawa saya kepada salah satu lagu yang akhir-akhir ini ada di Playlist saya, blog. Ser...




         Ternyata tidak seburuk yang saya bayangkan, blog. So far, it’s good enough. Walaupun seperti biasa, ekspetasi saya terlalu tinggi. Ya sudah lah. Toh, itu hanya sasaran semu, Bukan yang mutlak harus dicapai. Actually, saya bukan orang yang ambisius. Justru saya sering kehilangan arah. Bagi saya, ambisi adalah ketika orang-orang meremehkan saya. Di titik itu saya akan berusaha sekuat tenaga untuk membuktikan diri bahwa I am not that bad.

     Sejauh ini, saya percaya. Tidak ada orang yang  sepenuhnya hitam ataupun  sepenuhnya putih. Pasti ada noda yang mencemari warna dominan. Itu pula yang saya jadikan filter agar tidak sembarangan menilai orang. Lucky me, di saat saya melenceng dari jalur, Allah seakan memberi hukuman ringan agar saya jera. Merasa lebih baik itu manusiawi, Kita hanya harus mengontrol pikiran itu.

     Akhir-akhir ini saya agak kecewa dengan teman terdekat saya. Atau mungkin diri saya sendiri. Di suatu percakapan, dia mengutarakan suatu pendapat yang menurut saya tidak bijak. Bodohnya, bukannya menentang, saya malah senyum senyum pertanda setuju. Jeleknya saya adalah di beberapa kondisi saya tidak berani mempertahankan what i believe. Khususnya , jika ada potensi umpan balik yang buruk. Semoga di lain kesempatan saya bisa ya, blog.

     Aniway, sekarang saya mahasiswa tingkat akhir, blog. Nggak terasa ya. Semoga lancar deh semua urusannya. Apalagi sekarang saya mencemaskan masalah yang cukup krusial. Iya, semuanya udah ada yang ngatur. Soal yang satu ini nggak perlu dipertanyakan lagi kan, blog? :)

Brand New Day :)

by on 06.19
         Ternyata tidak seburuk yang saya bayangkan, blog. So far, it’s good enough. Walaupun seperti biasa, ekspetasi saya terlalu t...

Ya, random. Acak. Ini hanya tentang sebuah percakapan yang tidak material. Tetapi jika kalian mengerti akan esensi yang tersirat di dalamnya. it would be pretty precious. Even money can't buy it.

For this one, i've been waiting for some couple of months.
Oke, saya mungkin terkesan berlebihan. Tetapi setidaknya sampai saat saya menulis ini, that's how i feel.

I remember all the thing.  Baik yang berhubungan langsung dengan saya ataupun yang sekedar saya dengar. Salah satunya adalah ketika kita terlibat dalam sebuah guyonan. Mungkin dua kali atau tiga.

Saya suka senyumnya, kesederhanaannya

     Tadi gue iseng googling tentang 'Pemeran film Perahu Kertas', dan asal tau aja ini udah, mungkin, lima kali lebih gue googling tentang hal yang sama. Biasa lah, gue itu kalo lagi over excited sama suatu hal pasti gue all out banget kepo-nya hahaha.
Dan jeng jeng jeng...
Gue nemu link-nya di kapanlagi.com ada teaser-nya (trailer, red) juga lagi \(^3^)/

     Akhirnya rasa penasaran gue terjawab sudah. Soalnya sebelumnya Pemainnya tuh dirahasiain gitu, blog.
Sampe saat ini sih belum jauh-jauh amat dari ekspetasi gue. Awalnya sih agak kecewa saat tahu kalo karakter Kugy diperanin sama Maudy Ayunda. Bukan apa-apa. Soalnya seinget gue rambutnya Maudy itu panjang padahal Kugy kan rambutnya sebahu. Dan dia nggak semungil Kugy. Tapi setelah liat trailer-nya ternyata not too bad. Karena ternyata kedua hal itu nggak begitu keliatan di depan kamera. Rambut Maudy dibikin jadi sebahu dan dia keliatan cukup mungil. Namanya juga ditanganin sama para profesional. Gue-nya aja yang meng-under estimate-kan mereka hihihi. Semakin nggak sabar nunggu film-nya rilis deh :3

     Dibawah ini nama Para 'Awak' Perahu Kertas yang gue tahu:
Maudy Ayunda sebagai Kugy

Adipati Dolken sebagai Keenan

Reza Rahardian sebagai Remi

Ira Wibowo sebagai Mama Keenan

Tio Pakusadewo sebagai Pak Wayan apa Papa-nya Keenan ya? hehehe

Dion Wiyoko sebagai Ojos  

Afika sebagai Kugy Kecil

Kimberly Raider sebagai Wanda
Sekian dulu ya, bloggg ^^
Beautiful Indonesia :)

     Di Super Failed Surprise Party buat Reni kemaren muncul sebuah wacana dari Eka. Dia ngajak kita liburan ke Green Canyon yang ada di Ciamis itu loh. Gue sih pengen banget tapi ternyata kalo kesana itu musti nginep dan kalo nginep sehari itu nggak puas. Buat mahasiswi kere kayak gue, mana mampu bayar sewa villa berhari-hari wkwkwk.

     Si Eka sempet ngajak kita bareng numpang di tempat sodaranya gitu sih tapi ya kaleeee, kita (Gue & Reni), 2 Perempuan yang anggun ini, numpang di rumah sodara cowok. Apalagi si Eka pernah ngaku-ngaku kalo Reni itu 'kabogoh-nya' (Pacar, red) ke mamanya waktu mamanya ngeliat foto mereka berdua di hapenya. Bener-bener pencitraan banget tuh orang! Kalo sampe gue yang diaku-akuin, udah gue blokir akunnya di semua sosial media. Padahal dia juga milih-milih kali ya wkwkwk

     Kita sempet mikir untuk ngajak anak cowok yang lain, kalo lebih rame kan nggak risih-risih amat. Kenapa musti cowok? Soalnya nggak enak juga lah kalo cewek semua nginep di rumah sodara-nya. Entar dikiranya dia cuma maen ama anak cewek lagi. Semacam pencitraan gitu lah. Quota yang dikasih Eka cuma 2 orang lagi, soalnya transpot & konsumsi katanya mau dia tanggung :)
Aniway rencana liburan ini tuh beberapa hari setelah lebaran, nah loh hampir semuanya mudik dong kan. Jadi berdasarkan pertimbangan yang sangat matang kita memilih beberapa kandidat (baca: korban). Padahal belum tentu mau juga mereka.

Kandidat 1: Jeihan
Asal: Papua
Alasan: Korban lama (PRJ, Ocean Park)
Track record: 
Kalo Bima nggak ikut biasanya dia nggak mau ikut.
Super long weekend itu jadwalnya dia pulang. Biar bisa bantu mama ngambil air :p

Kandidat 2: Bima

Asal: Martapura
Alasan: Korban lama (PRJ, Ocean Park)
Track Record: Dia belom lama masuk RS. Nggak boleh capek-capek kan. Gws bima pipi unyu!


Kandidat 3: Disto
Asal: Tangerang Selatan
Alasan: Korban lama (Ocean Park), anak jabodetabek (kemungkinan nggak pulkam lebih besar),daripada nggak ada yang mau
Track Record: Dia itu kalo ngaret nggak ketulungan. Bisa 2 jam lebih. Semacem bikin emosi -___-


Kandidat 4: Shondi
Asal: Lenteng Agung
Alasan: Mantannya Eka Anak Jabodetabek (kemungkinan nggak pulkam lebih besar)
Track Record: Suka tiba-tiba ngebatalin janji di H-1. Semacam plin-plan.













































Sepertinya rencana yang terlalu lama direncanain biasanya failed. Eh tapi surprise party kemaren yang
dadakan juga tetep gagal kok. otokeeeee?

*PS:
Sampai saat ini belum ada rekruitmen
Postingan ini dibuat tanpa izin siapa pun
Source gambar disini

Target!

by on 02.24
Beautiful Indonesia :)      Di Super Failed Surprise Party buat Reni kemaren muncul sebuah wacana dari Eka. Dia ngajak kita liburan ke ...
 
Perahu Kertas ku kan melaju
membawa surat cinta bagimu
kata-kata yang sedikit gila tapi ini adanya
Perahu Kertas mengingatkanku
Betapa ajaib hidup ini
mencari-cari tambatan hati kau sahabatku sendiri
Hidupkan lagi mimpi-mimpi, cita-cita, yang lama kupendam sendiri
Berdua, ku bisa percaya
Ku Bahagia
Kau telah terlahir di dunia
Dan kau ada
Di antara milyaran manusia
Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu

OST Perahu Kertas

by on 19.48
  Perahu Kertas ku kan melaju membawa surat cinta bagimu kata-kata yang sedikit gila tapi ini adanya Perahu Kertas mengingatkanku Betapa...

   "   Semakin banyak kita tahu, akan semakin bijak kita bersikap ",   Sebuah pelajaran yang aku dapat dari dua berita yang banyak menyita perhatian publik akhir-akhir ini, Kasus yang menjerat Dhana Widyatmika, PNS yang diduga memiliki rekening gendut, serta Demonstrasi yang digelar diberbagai daerah akibat rencana pemerintah dalam menaikan harga BBM.

Aku memang bukan orang yang mengerti dunia politik, jadi postingan kali ini mungkin akan lebih banyak didasarkan pada ilmu 'sok tau'  :)

     Aku bahas satu per satu ya, blog. Yang pertama  tentang kasusnya Om Dhana (entahlah sejak kapan dia nikah sama tante gue hehe). Entah kenapa aku ngerasa ada beberapa hal yang janggal dalam kasus ini. Dari mulai jumlah rekening sebenarnya yang sampai saat ini belum jelas ,sampai dengan pemberitaan di beberapa media yang tidak berimbang serta terkesan memojokan pihak DW. Bukan karena aku satu almamater dengan dia tapi mungkin lebih karena aku tahu profil DW pernah dimuat di sebuah Majalah Islam. Check it out!
Memang terlalu polos untuk percaya begitu saja hanya karena sebuah tulisan yang diterbitkan sekitar 5 tahun lalu itu. Everybody's changing, it's true. Tapi aku pikir jika dia saja bisa dibilang rela mengorbankan kuliah atau bahkan masa depannya demi ibunya, untuk apa dia mengejar sesuatu yang bukan haknya. Apalagi dengan pemberitaan yang masih sangat simpang siur semakin membuyarkan kasus ini.
Tadi sore aku menyaksikan wawancara istri DW di salah satu stasiun TV. Jelas sekali perbedaannya dengan istri Gayus, PNS yang telah lebih dulu tersangkut kasus korupsi.
1. Istri DW pake jilbab, istri Gayus nggak.
2. Istri DW hampir menitikan air mata
3. Dandanannya cukup sederhana untuk ukuran orang kaya
Di wawancara itu aku baru tau kalo ternyata mobil mewah milik DW dibeli untuk mendapatkan kenaikan nilai, semacem investasi gitu. Make sense lah.

     Aku tahu politik di negeri ini tuh kompleks banget. Pihak yang dihakimi salah belum tentu salah. Pihak yang diyakini benar pun belum tentu benar. Bukan rahasia lagi jika hukum di negeri ini bisa dibeli. Tapi bukan rahasia juga jika terkadang ada sandiwara dibalik permainan politik. Jadi, walaupun aku agak sangsi dengan kasus DW, aku nggak bisa bilang kalo dia nggak bersalah. Seperti yang sebelumnya aku bilang, 'everybody's changing' :)
Semoga kebenaran  segera terungkap ya, blog.

     Yang kedua, tentang kenaikan harga BBM. Ya wajar aja sih kalo banyak demo gara-gara hal ini, mengingat BBM itu sangat krusial dalam kehidupan sehari-hari.Kenaikannya pasti akan berujung pada inflasi. Tapi kalo inget tugas makalah Makro ekonomi-ku untuk menganalisis pembatasan subsidi BBM, kayaknya kebijakan itu yang paling mudah diterapkan di Negara ini. Dosenku juga sempet menjelaskan tentang beberapa opsi yang dapat dilakukan pemerintah.

1. Pembatasan BBM bersubsidi untuk kendaraan mewah.
     Konsekuensinya:  Para supir angkot akan beralih profesi menjadi pedagang bensin eceran. Logikanya, mereka akan lebih mudah menghasilkan pundi-pundi uang dengan menjual bensin yang ada dalam angkot mereka tanpa capek-capek dan berpanas-panasan. Efeknya, pembatasan pun akan tidak efektif.
2. Beralih ke BBG
    Hal ini tentunya tidak dapat dilakukan dalam sekejap. Dibutuhkan waktu dan tentunya dana yang jumlahnya tidak bisa dibilang sedikit.
3. Kenaikan harga BBM
    Memang kebijakan ini dapat menimbulkan inflasi, namun nantinya perekonomian akan kembali stabil dengan adanya invisible hand.

     Kasus yang pertama memberiku pelajaran untuk tidak menilai seseorang hanya dari satu sisi saja. Kasus yang kedua membuatku sadar bahwa membuat kebijakan untuk orang banyak bukanlah perkara yang mudah. Ada biaya-biaya yang harus kita korbankan, semacem Opportunity cost gitu. Keduanya membuatku sadar agar lebih bijak dalam berpendapat. If we know, actually that's not a simple thing.



Perahu Kertas

     Tangannya serta-merta menunjuk ke arah rak buku tempat koleksi komik dan buku dongengnya berbaris rapi, demi mengalihkan pembicaraan. “Ini sebagian kecil koleksiku. Yang di rumah
jauh lebih banyak.”
“Kata Eko, kamu suka nulis dongeng, ya?”
“Iya. Hobi sejak kecil.”
“Tulisan kamu udah banyak?”
“Kalau kuantitas sih banyak, tapi pembaca nggak ada.
Dan bukannya tulisan baru bermakna kalau ada yang baca?”
Kugy tertawa kecil, “Sejauh ini sih cuma dinikmati sendiri aja.”
“Kenapa gitu?”
“Siapa sih yang mau baca dongeng?” Kugy terkekeh lagi.
“Mungkin aku harus jadi guru TK dulu, supaya punya pembaca. Minimal dongengku bisa dibacakan di kelas.”
“Banyak penulis cerita dongeng yang bisa terkenal, dannggak harus jadi guru TK dulu untuk punya pembaca.”
Senyum simpul mengembang di wajah Kugy, seolah-olah hendak menjawab pertanyaan klasik yang sudah ia hafal mati jawabannya. “Keenan, umurku 18 tahun, kuliah jurusan Sastra, kepingin jadi penulis serius dan dihargai sebagai penulis serius. Orang-orang di lingkunganku kepingin jadi juara menulis cerpen di majalah dewasa, atau juara lomba novel Dewan Kesenian Jakarta, dan itu menjadi pembuktianyang dianggap sah. Sementara isi kepalaku cuma Pangeran Lobak, Peri Seledri, Penyihir Nyi Kunyit, dan banyak lagi tokoh-tokoh sejenis. Di umurku, harusnya aku nulis kisah cinta, kisah remaja, kisah dewasa ....”
“Banyak cerita dongeng yang isinya kisah cinta.”
“Intinya adalah: semua itu nggak matching! Antara umurku, profilku, cita-citaku, pembuktian yang harus aku raih, dan isi kepala ini.”
“Saya masih nggak ngerti.” Keenan melipat tangannya di dada. “Waktu aku kecil, punya cita-cita ingin jadi penulis dongeng masih terdengar lucu. Begitu sudah besar begini, penulis dongeng terdengar konyol dan nggak realistis. Setidaknya, aku harus jadi penulis serius dulu. Baru nanti setelah mapan, lalu orang-orang mulai percaya, aku bisa nulis dongeng sesuka-sukaku.”
“Jadi ... kamu ingin menjadi sesuatu yang bukan diri kamu dulu, untuk akhirnya menjadi diri kamu yang asli,
begitu?”
“Yah, kalau memang harus begitu jalannya, kenapa nggak?”
“Bukannya itu yang nggak matching?” tanya Keenan lagi, tajam.
“Asal kamu tahu, di negara ini, cuma segelintir penulis yang bisa cari makan dari nulis tok. Kebanyakan dari mereka punya pekerjaan lain, jadi wartawan kek, dosen kek, copy writer di biro iklan kek. Apalagi kalau mau jadi penulis dongeng! Sekalipun aku serius mencintai dongeng, tapi penulis dongeng bukan pekerjaan ‘serius’. Nggak bisa makan.”
“Tadi kamu makan pizza. Nggak ada masalah, kan? Artinya kamu bisa makan.”
“Aku harus bisa mandiri, punya penghasilan yang jelas, baru setelah itu ... TER-SE-RAH,” nada suara Kugy mulai tinggi, “aku nggak tahu kamu selama ini ada di planet mana,tapi di planet bernama Realitas ini, aturan  mainnya ya begitu.”
Keenan terdiam. Di kepalanya melintas gulungan-gulungan kanvas bertorehkan lukisan yang ia tinggalkan di
Amsterdam. “Betul. Memang begitu aturan mainnya,” gumamnya 

(Kutipan Novel Perahu Kertas, Dee)

     I love this part badly. Bener banget! Kadang kita harus berputar-putar dulu  untuk mencapai tujuan hanya karena terlalu takut untuk mengambil resiko. Aturan planet ini sedikit banyak menuntut kita berpikir realistis. walaupun tak jarang itu berarti mengorbankan mimpi kita. Mungkin itu opportunity cost yang harus kita korbankan. Can't wait for this movie!

Dari gambarnya udah bisa dipastikan postingan ini bahas apa :)

     Mungkin postingan ini agak menyindir  Mawar dan Melati (Bukan nama sebenarnya), dua sahabatku yang kisahnya terhenti setelah 3 tahun panjang yang mereka bangun. Bukan. Mereka bukan pasangan lesbian, mereka punya dua cerita yang terpisah. 

     Dimataku kisah mereka hampir sama. Pertama, partner mereka sepertinya masih satu Kingdom, filum, kelas, ordo, famili, genus, bahkan spesies. Ya,sama-sama manusia :). Kedua, mereka sama-sama aku golongkan ke dalam kategori supel. Terakhir, kisah mereka sama-sama punya masa manfaat selama 3 tahun.

      Bisa dibilang aku salah satu pihak yang tidak rela dengan keputusan yang mereka ambil. Aku merasa tengah berada di depan layar kaca menyaksikan Cinta Fitri dan tidak rela jika Farrel berpisah dengan Fitri. Aku bisa berkata demikian karena aku cukup dekat dengan keduanya. Mereka pun tak jarang bercerita tentang partnernya. Entah karena pembawaan mereka atau apa, tapi yang pasti mereka mampu membuatku berpikir bahwa partner mereka adalah salah dua sample calon imam terbaik di dunia ini. 

Aku jadi ingat QS An Nur:26,
"wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)." 

Ternyata wanita-wanita yang baik juga belum tentu untuk laki-laki yang baik. Atau mungkin belum saatnya? Atau mungkin mereka ada untuk laki-laki baik yang lain? :)

Semoga kisah mereka bisa seperti Cinta Fitri. Walaupun Berpisah-Bersatu-Berpisah-Bersatu dalam serangkaian episode yang panjang tetapi tetap punya ending yang bahagia :)
 
*Postingan ini dibuat setelah seharian dengerin curhatan Melati yang masih ngga bisa move on sepenuhnya dari sang 'mantan' partner walaupun udah punya the new one. Keep it secret, blog :)

Manusia Supel 3 tahun

by on 07.06
Dari gambarnya udah bisa dipastikan postingan ini bahas apa :)      Mungkin postingan ini agak menyindir  Mawar dan Melati (Bukan nama s...

     Shakespeare pernah bilang "Apalah arti sebuah nama" mawar pun akan tetap merah jika bukan bernama mawar. Tetapi aku tak bisa membayangkan apabila semua orang di dunia ini tak punya nama. Sejenak hal ini mengingatkanku dengan tontonan tadi pagi. Bukan, Bukan berita tentang kisruh politik ataupun pembunuhan & premanisme yang kian marak terjadi, hanya tontonan kartun ringan, Spongebob Squarepants.
Ada adegan dimana Spongebob dan Squidward disandra oleh sekelompok bajak laut. Si ketua bajak laut memperkenalkan satu-satu anggotanya dari yang muda sampai yang tertua, dan bisa-bisanya nama mereka sama, Olaf. Bayangkan saja jika milyaran penduduk dunia hanya dipanggil 'manusia' tanpa punya nama panggilan yang khas. Kehidupan akan terasa sangat monoton. Hal ini aku rasa semacam dengan hidup tanpa kata tanpa bahasa.

     Pentingnya nama itu pula yang membuatku mempersiapkan nama untuk anak-anakku sejak dini. Memang terlalu dini banget. Mencari nama bagiku semacam seni memadu-madankan kata. Tak terbatas pada keindahan bunyi tapi juga makna.

     Tadi aku sempat iseng memadu-madankan kata dari sebuah situs tentang nama. 
Untuk nama laki-laki, aku membuat 'Althaf Banaan'.
My future baby :)
Kata Althaf berarti lemah lembut.  Lemah lembut yang dimaksud adalah orang yang lembut dalam berakhlak dan bertutur kata pada sesamanya agar dihormati oleh sesamanya. Banaan artinya Ujung jari-jari. Maksudnya mengarah pada orang yang selalu menjadi pemimpin dan membawa banyak umat kejalan yang merdeka. Jadi, anak laki-laki ini diharapkan dapat lembut dalam bertutur kata dan berakhlak sehingga kelak akan dihormati oleh sesama serta dapat menjadi seorang pemimpin yang bijak.

     Untuk nama perempuan, aku membuat 'Naurah Sabiyah'.
Harus cari suami kayak apa ya biar punya anak secantik ini? :D
 Naurah artinya bunga dan Sabiya artinya pagi hari. Anak ini diharapkan dapat menjadi bunga yang mekar di pagi hari, dapat mengharumkan sekitarnya serta dapat menyejukan siapapun yang memandangnya.

     Kedua nama itu aku ambil dari bahasa Arab. Soalnya, menuruk e-book yang aku baca, Menurut islam dilarang menggunakan nama-nama menyerupai orang diluar islam. Mayoritas penduduk Arab kan beragama islam (bener nggak sih? -__-' ). Kedua nama itu juga hanya terdiri dari 2 kata karena katanya dianjurkan untuk tidak menggunakan nama yang terlalu panjang. Lagipula kasian mereka kalo ujian, waktunya pasti terbuang hanya demi menulis nama :)

Aniway, Agak skeptis deh bisa punya anak selucu yang di gambar *trollface*

Tentang sebuah nama

by on 07.04
     Shakespeare pernah bilang " Apalah arti sebuah nama " mawar pun akan tetap merah jika bukan bernama mawar. Tetapi aku tak bi...

     Ini kisahku dan ada dia di dalamnya. Tentunya aku juga berharap ada di dalam kisahnya. Tak ada yang spesial dari kisah ini, the one who make it'll be special is him :)

   Card, Eraser & Ruler, 3 things that always reminds me to him. Tiga benda itu semacam tongkat elder, batu kebangkitan dan jubah gaib 'Deathly Hallow' yang jika disatukan bisa menghasilkan kekuatan yang amat dahsyat. Bedanya, kekuatan yang dihasilkan Deathly Hallow-ku hanya sanggup membuatku mengingat sedikit memori yang kupunya tentang dia.

   Kartu. Benda itu aku ibaratkan sebagai pintu, tempat dia mulai masuk ke dalam kisahku, tepat sebelum aku menyadarinya.

   Penghapus. He broke mine and that time i wonder that he was truly annoying.

   Penggaris. Perhaps, it just like the 'Exit' door. Dia mulai keluar dari kisahku, lagi-lagi, tepat sebelum aku menyadarinya.

     Secara subtansi raga, kini dia semakin tak terjangkau. Tetapi terkadang aku justru merasa lebih dekat dengannya walaupun hanya satu inchi. Terkadang aku merasa aku ada di dalam kisahnya. Sampai akhirnya, waktu berbisik padaku, 'itu hanya perasaanmu saja.'

     Setidaknya sekarang aku menyadari keberadaannya di dalam kisahku. Mungkin suatu saat nanti dia juga. Tak bosan aku bertanya kepada sang waktu. Namun ia masih diam dan enggan bicara :)

Absolutely Absurd

by on 20.46
     Ini kisahku dan ada dia di dalamnya. Tentunya aku juga berharap ada di dalam kisahnya. Tak ada yang spesial dari kisah ini, the one wh...

Semua orang punya Goa Platonya masing-masing. Dalam hal ini gua plato gue adalah keluarga dan sahabat. Sebelumnya tau kan apa Goa Plato? Beneran nggak tau? Pasti belom baca 5 cm ya.

Mengutip dari salah satu buku best seller karya Donny Dhirgantoro, 5 cm....

"Plato pernah bilang kalo nanti nya dalam kehidupan nya setiap manusia akan terjebak dalam sbuah goa gelap yang berisi keteraturan kemapanan, dan mereka senang berada di dalam nya. Karena mereka terbuai dengan segala kesenangan di sana dengan apa yang telah mereka capai, hingga akhirnya mreka takut keluar dr gua tersebut. Mereka memang bahagia, namun diri mereka kosong dan mreka nggak pernah menemukan siapa diri mereka sebenanya. Mereka nggak punya mimpi."

Somewhat  gue termasuk salah satu orang yang terlalu takut untuk keluar dari goa tsb. Gue terlalu takut keluar dari zona nyaman gue. Paling nggak gue butuh cukup banyak waktu untuk adaptasi, setidaknya setengah tahun.

Beberapa orang di sekitar gue beranggapan kalo gue adalah orang yang supel dan suka bergaul. Sampe-sampe gue dibilang make sense ketika curhat kalo gue belom klop dengan lingkungan baru gue setelah hampir seperempat tahun berjalan. Gue sadar betul kenapa mereka beranggapan demikian, mengingat sikap gue yang talkative, carefree & passionate saat berada di Goa Plato. Dan sebaliknya gue bakal jadi diam seribu bahasa ketika berada di lingkungan yang gue rasa asing. Efeknya, gue terkesan pilih-pilih temen.


Masih karena terlalu nyaman di Gua Plato. Gue juga jadi terkesan nggak punya mimpi. Gue hanya mengikuti arus kehidupan. Seandainya gue punya target-target pun itu adalah hal yang tanpa gue targetkan pun kemungkinan besar tercapai. Gue terlalu takut untuk pasang target yang tinggi. Gue terlalu takut untuk jatuh.

Entah sampai kapan gue mengurung diri di Gua ini. Yang pasti cepat atau lambat gue harus keluar. Ada saatnya dimana gue harus  pergi, paling tidak pindah ke Goa yang lain.


My Plato's Cave

by on 06.29
Semua orang punya Goa Platonya masing-masing. Dalam hal ini gua plato gue adalah keluarga dan sahabat. Sebelumnya tau kan apa Goa Plato? Be...

I found it while googling. Check it out Whats your names hidden meaning quiz . Just for fun, blog. I fill the blank with my name and here the result's. Somewhat it just like my nature.
You are carefree and passionate
You are wild, crazy, and a huge rebel. You're always up to something.
You have a ton of energy, and most people can't handle you. You're very intense.
You definitely are a handful, and you're likely to get in trouble. But your kind of trouble is a lot of fun.

You tend to be pretty tightly wound. It's easy to get you excited... which can be a good or bad thing.

You have a lot of enthusiasm, but it fades rather quickly. You don't stick with any one thing for very long.
You have the drive to accomplish a lot in a short amount of time. Your biggest problem is making sure you finish the projects you start.

You are the total package - suave, sexy, smart, and strong.

You have the whole world under your spell, and you can influence almost everyone you know.
You don't always resist your urges to crush the weak. Just remember, they don't have as much going for them as you do.

You are a seeker of knowledge, and you have learned many things in your life.

You are also a keeper of knowledge - meaning you don't spill secrets or spread gossip.
People sometimes think you're snobby or aloof, but you're just too deep in thought to pay attention to them.

You are truly an original person. You have amazing ideas, and the power to carry them out.

Success comes rather easily for you... especially in business and academia.
Some people find you to be selfish and a bit overbearing. You're a strong person.

You are balanced, orderly, and organized. You like your ducks in a row.

You are powerful and competent, especially in the workplace.
People can see you as stubborn and headstrong. You definitely have a dominant personality.

You are usually the best at everything ... you strive for perfection.

You are confident, authoritative, and aggressive.
You have the classic "Type A" personality.

You are a free spirit, and you resent anyone who tries to fence you in.

You are unpredictable, adventurous, and always a little surprising.
You may miss out by not settling down, but you're too busy having fun to care.

You are a seeker. You often find yourself restless - and you have a lot of questions about life.

You tend to travel often, to fairly random locations. You're most comfortable when you're far away from home.
You are quite passionate and easily tempted. Your impulses sometimes get you into trouble.

My name means...

by on 21.02
I found it while googling. Check it out  Whats your names hidden meaning quiz . Just for fun, blog. I fill the blank with my name and here...

     Saat sesuatu tidak berjalan sesuai harapan kadang aku merasa kesal dan tak jarang aku meluapkan amarah dengan berbagai cara. Dari mulai curhat ke sahabat, menulis status facebook, nge-tweet, nge-ping ataupun nge-blog. Tak adil rasanya, kenapa begini? kenapa harus aku? kenapa aku gagal?

     Padahal jika aku mau melihat lebih dekat, semua hal yang terjadi punya alasannya tersendiri. Aku hanya harus bersabar untuk mengetahui apa hikmah yang tersembunyi.
    
     Contoh yang paling aku rasakan adalah ketika aku lulus SMA. Saat itu aku diliputi kegundahan yang teramat sangat membingungkan. Keinginanku untuk kuliah sangat kuat tetapi mengingat biaya kuliah sekarang yang kian mahal ditambah dengan aku yang tinggal di lingkungan yang tidak begitu mementingkan kuliah. Orang tuaku pun lebih merekomendasikan aku untuk bekerja. Akhirnya aku memutuskan tidak mengikuti seleksi masuk ke perguruan tinggi negeri, sebaliknya  aku mengikuti bursa kerja di sekolah. Jujur, aku setengah hati menjalaninya dan aku pun sempat mengungkapkan itu kepada kedua orang tua. Saat itu aku teringat pada tawaran saudara sepupuku atas program beasiswa penuh yang ada di kampusnya. Memang universitas swasta, tapi tak apa lah yang penting aku bisa kuliah, pikirku saat itu. Aku kembali menyampaikan keinginanku untuk meng-apply beasiswa kesana kepada kedua orang tua. Kebetulan Rektor Universitas tsb adalah teman Bapak - Ayahku-  di majelis zikir-nya. Bapak pun mencoba menanyakan tentang program beasiswa itu, dan sayangnya ternyata beasiswa itu bukan beasiswa penuh, mungkin hanya sekedar potongan biaya.

     Memang banyak program beasiswa Perguruan Tinggi Negeri yang ada tetapi informasi yang aku dapat sangatlah terbatas. Sekolahku sebenarnya sempat merekomendasikan beberapa anak untuk ikut tes program beasiswa sebuah Institut Tekhnologi di Kota Bandung. Sayangnya, aku tidak termasuk dari mereka. Kecewa pasti, apalagi ketika aku mengetahui bahwa teman sekelasku yang notabene peringkat-nya di bawahku direkomendasikan. Terlebih lagi dengan kenyataan bahwa dia tidak berminat ikut. Kenapa bukan aku yang direkomendasikan? pikirku dalam hati.

     Aku kecewa tapi aku belum menyerah. Aku masih punya satu jalan lagi. Salah satu sekolah yang tidak memungut biaya kuliah alias gratis  yang aku tahu saat itu adalah Sebuah Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) di Bintaro. Aku pun mengungkapkan keinginanku untuk mengikuti tes PTK itu. Memang peluang masuknya kecil, bahkan belum ada alumni sekolahku yang berkesempatan mengenyam pendidikan disana. Susah bukan berarti tidak bisa kan, pikirku menyemangati diri sendiri. Dengan menggunakan uang simpanan mama -ibuku-, aku pun mendaftarkan diri untuk mengikuti tes. Bukan tanpa hambatan, saat itu salah satu dokumen yang aku bawa ternyata bermasalah sehingga aku harus mengurusnya lebih lanjut. Di perjalanan pulang pun aku sempat tertabrak truk yang hendak berbelok. Untungnya tak ada luka serius. Kakiku hanya sedikit lebam.

     Sambil menunggu tes masuk PTK tsb, Aku mulai fokus untuk menjalani serangkaian tes pencarian kerja. Sampai akhirnya aku dinyatakan lulus tes tertulis sebuah perusahaan elektronik. Aku pesimis dapat lolos sampai ke tahap akhir karena tinggi badanku yang kurang dari standar dan umurku yang belum memasuki usia kerja. Ternyata tidak hanya aku yang merasa seperti itu, ada beberapa teman tes-ku yang merasakan hal yang sama. Kami pun bertanya kepada guru BK kami apakah hal tsb akan ditoleril oleh perusahaan tsb? tenang saja itu hanya shock therapy, jelasnya.

     Sampai akhirnya aku lulus sampai tahap kesehatan dan diharuskan membayar sejumlah uang. Keluargaku sangat senang mendengar kabar itu dan menyebarkan kabarnya ke tetangga maupun sanak saudara. Aku turut senang dan mulai berusaha memadamkan niatku untuk kuliah. Sayangnya, ternyata kebahagian itu hanyalah semu. Aku dan beberapa temanku yang memiliki tinggi badan yang  kurang dari standar dan umur yang belum memasuki usia kerja dinyatakan tidak lulus oleh pihak perusahaan. Aku dan beberapa teman tak sabar untuk protes ke ruangan BK, ternyata yang mereka katakan selama ini hanyalah klise belaka. Kami kesal, merasa dibohongi. Pada akhirnya kami mau tidak mau menerima kenyataan yang ada. Uang kami dikembalikan tetapi hanya separuhnya dengan alasan sebagai biaya administrasi dan transport saat tes kesehatan.

     Sejak saat itu aku semakin pesimis tetapi hal itu tak lantas membuatku terpuruk. Aku memang semakin setengah hati mencari pekerjaan tetapi hatiku semakin mantap untuk berkuliah. Aku memutuskan fokus belajar untuk tes PTK yang semakin dekat. Hampir setiap hari aku meluangkan waktuku untuk belajar.  Sampai saat waktu tes pun tiba. Cukup lancar ya  walaupun aku sempat nge-blank.
Sebulan lebih berlalu. Waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba. Eksekusi. Peradilan. Atau lebih tepatnya lagi Pengumuman. Aku sempat pesimis dengan banyaknya pesaing tetapi Alhamdulillah... ternyata Allah menjawab usahaku selama ini, kegundahanku selama ini, doaku selama ini.
Aku mulai berpikir tentang semua hal yang telah terjadi, hal-hal yang selama ini membuatku kecewa dan tidak puas. Aku mulai sadar. Meskipun kadang berliku-liku, jalanNya memang lebih indah.

Aku bersyukur tidak mengikuti tes masuk perguruan tinggi negeri, karena uang pendaftarannya dapat digunakan keluargaku untuk hal lain yang lebih kami butuhkan. Toh kalaupun aku lolos, belum tentu sanggup membayar segala tetek bengeknya.
 

Aku bersyukur tidak direkomendasikan program beasiswa itu, karena aku bisa lebih fokus untuk Ujian Nasional. Toh jika aku ikut belum tentu lolos.
 

Aku bersyukur tidak lolos tes kerja, karena waktu belajarku bertambah.
 

Aku berterima kasih pada mereka yang telah membuatku kecewa, karena mereka telah menjadi salah satu motivator terbesarku untuk bangkit dan maju.

Kita hanya harus bersabar untuk mengenyam buah yang manis. Seperti seorang petani yang harus sabar saat padinya diserang hama dalam perjuangannya untuk mendapatkan hasil panen yang melimpah.
Lihatlah lebih dekat tentang semua kegagalan yang telah kita alami. Pasti ada hikmah yang tersembunyi dibalik semua itu.

Seperti kata Sherina. "Lihatlah lebih dekat dan kau akan mengerti..."

Lihatlah Lebih Dekat

by on 19.51
     Saat sesuatu tidak berjalan sesuai harapan kadang aku merasa kesal dan tak jarang aku meluapkan amarah dengan berbagai cara. Dari mula...
You're a devil! 









     You make people really happy


then sends them straight down to the bottom of hell.