Apa kabar Pendaftaran STAN 2011 ?
Kali ini gue nulis sebagai orang awam yang nggak tau apa-apa (Bukan sebagai Mahasiswa STAN).
Kalo dirank mungkin pertanyaan ini masuk FAQ di Web Resmi STAN. Di kalangan masyarakat sendiri sempet ada gosip yang beredar masalah jadwal pendaftaran, tapi ternyata semua itu hanya hoax, saudara-saudara. Sampe postingan ini dibuat belom ada tanda-tanda Pengumuman resmi dari pihak STAN. Padahal tanggal 29 Juni kemaren, hasil SNMPTN udah keluar. Yang lolos pasti harus daftar ulang dalam waktu dekat, dan (gue tekankan blog) biaya kuliah sekarang itu nggak murah, apalagi di PTN yang punya nama besar. STAN bisa jadi satu-satunya harapan untuk ngelanjutin kuliah buat beberapa orang.
Dari Taun-taun kemaren, STAN emang sih selalu buka pendaftaran belakangan. Tapi taun ini tuh bener-bener deh,blog. Masa ampe bulan juli gini belom ada pengumuman. Kasian orang-orang yang berharap banyak sama STAN. Kasian yang udah rajin-rajin ikut TO bahkan bimbel yang eksklusif. Bisa ngabisin biaya jutaan rupiah tuh. Emang sih kemungkinan lolos cuma sekitar 3 % tapi yang penting mereka dikasih kesempatan buat membuktikan dirinya. I think that's enough.
Gue punya cerita masalah kegalauan pra kuliah. Jadi gini, ada salah satu temen gue (seangkatan) yang lolos SNMPTN taun ini. Dia dapet di salah satu PTN favorit yang cukup keren, sebut aja 'Universitas Cukup Keren'. Setelah gue iseng-iseng googling, ternyata biaya daftar ulang yang harus dia bayar sekitar 10 jutaan, ditambah biaya kos dan biaya tak terduga jadi sekitar 15 jutaan. Dia harus daftar ulang dalam waktu kurang 2 minggu dari pengumuman, sedangkan dia (bisa dibilang) nggak punya uang sebanyak itu. Dia dirundung rasa galau yang berkepanjangan. Dalam hati, jelas dia pengen banget ngambil kesempatan ini. Tapi di sisi lain dia juga ngerasa kalo dia bukan tanggungan orang tuanya lagi, justru sebaliknya orang tuanya lah yang sekarang jadi tanggungannya. Mungkin ada banyak program beasiswa disana, tapi prosesnya pasti nggak gampang dan itu sifatnya hanya sebagai kompensasi, bukan beasiswa penuh. Sebenernya dia juga berminat ikut USM STAN,tapi mengingat sampe sekarang belom ada kabar yang berarti ditambah lagi dengan kenyataan bahwa dia belom tentu lolos USM, dia mulai ragu. Gue emang nggak tahu banyak, tapi satu hal yang pasti gue tahu, saat ini dia dalam posisi yang sulit. Setiap pilihan yang dia punya, punya konsekuensi masing-masing. Ada pilihan yang konsekuensinya kecil, tapi nggak akan banyak ngerubah hidupnya. Pilihan yang konsekuensinya besar, punya efek yang besar buat masa depannya. Kayak dalam Manajemen, "Resiko itu sebanding dengan hasil yang akan kita dapatkan".
Balik lagi soal STAN, sebenernya isu penutupan STAN udah ada sejak taun lalu. Katanya sebenernya udah dikeluarin peraturan mengenai penghapusan PTK di Indonesia. Katanya juga peraturan tsb harus diterapkan maksimal setelah berapa taun peraturan itu dibuat (lupa gue). Karena penasaran, gue pun googling. Hasilnya,
Mahasiswa STAN sempet demo segala lho. Cek artikelnya
Ada yang berpendapat kalo sebenernya UU yang disebut di atas adalah langkah penyesuaian bukan penghapusan PTK. Pendidikan kedinasan yang diakui pemerintah adalah pendidikan profesi, yaitu bentuk pendidikan tinggi setelah program sarjana. Jadi kayak semacam diklat gitu lho harusnya. Tapi kalo bener begitu adanya sistem PTK mesti dirombak besar-besaran dong? Kalo gini sih penyesuaian kesannya cuma perhalusan dari kata penghapusan. CMIIW. Seperti yang gue bilang di awal postingan disini gue cuma orang awam yang nggak tau apa-apa.
Semua pasti berharap keputusan yang diambil Pemerintah akan menguntungkan semua pihak. Semoga Menteri Keuangan kita tercinta yang baru, Pak Agus Martowardoyo, juga bisa lebih sigap dalam mengambil keputusan. Semoga pendidikan di Indonesia pada akhirnya bisa berpihak kepada semua kalangan masyarakat. Semoga birokrasi di negeri ini bisa semakin baik dan menjaga jarak dari 'korupsi'.
"Kapan sih pendaftaran STAN?"
Kalo dirank mungkin pertanyaan ini masuk FAQ di Web Resmi STAN. Di kalangan masyarakat sendiri sempet ada gosip yang beredar masalah jadwal pendaftaran, tapi ternyata semua itu hanya hoax, saudara-saudara. Sampe postingan ini dibuat belom ada tanda-tanda Pengumuman resmi dari pihak STAN. Padahal tanggal 29 Juni kemaren, hasil SNMPTN udah keluar. Yang lolos pasti harus daftar ulang dalam waktu dekat, dan (gue tekankan blog) biaya kuliah sekarang itu nggak murah, apalagi di PTN yang punya nama besar. STAN bisa jadi satu-satunya harapan untuk ngelanjutin kuliah buat beberapa orang.
Dari Taun-taun kemaren, STAN emang sih selalu buka pendaftaran belakangan. Tapi taun ini tuh bener-bener deh,blog. Masa ampe bulan juli gini belom ada pengumuman. Kasian orang-orang yang berharap banyak sama STAN. Kasian yang udah rajin-rajin ikut TO bahkan bimbel yang eksklusif. Bisa ngabisin biaya jutaan rupiah tuh. Emang sih kemungkinan lolos cuma sekitar 3 % tapi yang penting mereka dikasih kesempatan buat membuktikan dirinya. I think that's enough.
Gue punya cerita masalah kegalauan pra kuliah. Jadi gini, ada salah satu temen gue (seangkatan) yang lolos SNMPTN taun ini. Dia dapet di salah satu PTN favorit yang cukup keren, sebut aja 'Universitas Cukup Keren'. Setelah gue iseng-iseng googling, ternyata biaya daftar ulang yang harus dia bayar sekitar 10 jutaan, ditambah biaya kos dan biaya tak terduga jadi sekitar 15 jutaan. Dia harus daftar ulang dalam waktu kurang 2 minggu dari pengumuman, sedangkan dia (bisa dibilang) nggak punya uang sebanyak itu. Dia dirundung rasa galau yang berkepanjangan. Dalam hati, jelas dia pengen banget ngambil kesempatan ini. Tapi di sisi lain dia juga ngerasa kalo dia bukan tanggungan orang tuanya lagi, justru sebaliknya orang tuanya lah yang sekarang jadi tanggungannya. Mungkin ada banyak program beasiswa disana, tapi prosesnya pasti nggak gampang dan itu sifatnya hanya sebagai kompensasi, bukan beasiswa penuh. Sebenernya dia juga berminat ikut USM STAN,tapi mengingat sampe sekarang belom ada kabar yang berarti ditambah lagi dengan kenyataan bahwa dia belom tentu lolos USM, dia mulai ragu. Gue emang nggak tahu banyak, tapi satu hal yang pasti gue tahu, saat ini dia dalam posisi yang sulit. Setiap pilihan yang dia punya, punya konsekuensi masing-masing. Ada pilihan yang konsekuensinya kecil, tapi nggak akan banyak ngerubah hidupnya. Pilihan yang konsekuensinya besar, punya efek yang besar buat masa depannya. Kayak dalam Manajemen, "Resiko itu sebanding dengan hasil yang akan kita dapatkan".
Balik lagi soal STAN, sebenernya isu penutupan STAN udah ada sejak taun lalu. Katanya sebenernya udah dikeluarin peraturan mengenai penghapusan PTK di Indonesia. Katanya juga peraturan tsb harus diterapkan maksimal setelah berapa taun peraturan itu dibuat (lupa gue). Karena penasaran, gue pun googling. Hasilnya,
Menurut Fasli Jalal, Wakil Menteri Pendidikan Nasional, pendidikan kedinasan di bawah instansi pemerintahan harus menyesuaikan diri dengan ketentuan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jika ingin tetap mempertahankan pendidikan tinggi jenjang diploma hingga sarjana, pendidikan tinggi kedinasan mesti berubah menjadi badan hukum pendidikan pemerintah atau bekerja sama dengan perguruan tinggi umum sejenis. Ketentuan UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) itu juga menyebutkan bahwa pendidikan kedinasan yang diakui pemerintah adalah pendidikan profesi, yaitu bentuk pendidikan tinggi setelah program sarjana. Ini diatur dalam Pasal 29 UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Mahasiswa STAN sempet demo segala lho. Cek artikelnya
Ada yang berpendapat kalo sebenernya UU yang disebut di atas adalah langkah penyesuaian bukan penghapusan PTK. Pendidikan kedinasan yang diakui pemerintah adalah pendidikan profesi, yaitu bentuk pendidikan tinggi setelah program sarjana. Jadi kayak semacam diklat gitu lho harusnya. Tapi kalo bener begitu adanya sistem PTK mesti dirombak besar-besaran dong? Kalo gini sih penyesuaian kesannya cuma perhalusan dari kata penghapusan. CMIIW. Seperti yang gue bilang di awal postingan disini gue cuma orang awam yang nggak tau apa-apa.
Semua pasti berharap keputusan yang diambil Pemerintah akan menguntungkan semua pihak. Semoga Menteri Keuangan kita tercinta yang baru, Pak Agus Martowardoyo, juga bisa lebih sigap dalam mengambil keputusan. Semoga pendidikan di Indonesia pada akhirnya bisa berpihak kepada semua kalangan masyarakat. Semoga birokrasi di negeri ini bisa semakin baik dan menjaga jarak dari 'korupsi'.
Wish Indonesia can be better!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Feel free to drop a comment :)